Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Keracunan Massal di Klaten

Dinkes Temukan Air Tercemar E Coli di Keracunan Massal Klaten: Nilai Rujukan Mestinya 0 Tapi Ada 88

Hasil laboratorium pada kandungan minuman dalam tragedi keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, sudah diumumkan.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Hasil laboratorium pada kandungan minuman dalam tragedi keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, sudah diumumkan.

Dari hasil tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten mendapati banyaknya kandungan bakteri didalam air dalam kasus keracunan massal di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.

"Dari hasil lab air ke Dinkes, tertera hasil coliform itu ambang batas 50. Yang ada lebih dari 200," ujar Kepala Dinas Dinkes Klaten, Anggit Budiarto.

Baca juga: Keracunan Massal Karangturi, Dinkes Klaten Temukan Bakteri Escherichia Coli dalam Air

Ia juga memaparkan adanya temuan kandungan  Escherichia Coli (e-coli), dalam air tersebut.

"E-coli itu menurut nilai rujukan mestinya 0, tapi ada 88," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya belum bisa memastikan kontaminasi bakteri ini yang menyebabkan ratusan orang keracunan massal.

Pasalnya, kini pihaknya juga masih menunggu hasil pemeriksaan dari sampel makanan yang belum keluar.

Sebelumnya, terdapat ratusan orang menjadi korban keracunan massal usai menyantap bersama dalam acara wayangan di Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten pada 12 April lalu.

Hingga Kamis (17/4), tercatat ada 160 orang yang menderita sakit. Dimana 1 orang meninggal dunia akibat kejadian ini.

Ada yang harus menjalani rawat inap, namun sebagian rawat jalan. 55 orang kini dinyatakan sembuh baik rawat inap maupun rawat jalan.

Baca juga: UPDATE Kondisi Korban Keracunan Massal Karangturi Klaten: 55 Orang Sembuh, Posko Geser ke Puskesmas

KERACUNAN MASSAL - Warga di Desa Karangturi, Gantiwerno, Kabupaten Klaten yang diduga ikut terdampak keracunan massal tengah diperiksa, Selasa (15/4/2025) siang. Sejak malam hingga Selasa (15/4/2025) siang bahkan tercatat sudah ada 110 warga yang mengalami hal keracunan.
KERACUNAN MASSAL - Warga di Desa Karangturi, Gantiwerno, Kabupaten Klaten yang diduga ikut terdampak keracunan massal tengah diperiksa, Selasa (15/4/2025) siang. Sejak malam hingga Selasa (15/4/2025) siang bahkan tercatat sudah ada 110 warga yang mengalami hal keracunan. (TribunSolo.com/Andreas Chris)

Sampel Makanan dan Minuman Dicek di Lab

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Hanung Sasmito Wibowo, mengungkap pihaknya telah mengambil sampel makanan dan minuman yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ratusan warga Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, pada Selasa (15/4/2025).

Sampel makanan dan minuman itu disebutnya dicek di laboratorium kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi Jateng yang berada di Semarang.

Sampel makanan dan minuman tersebut diambil dari hidangan dalam acara pentas wayang yang digelar oleh salah seorang warga pada Sabtu malam lalu (12/4/2025).

"Kita melakukan pemeriksaan sampel, kita sudah ambil sampelnya dan sedang dilakukan pemeriksaan labkes di Semarang," ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Hanung Sasmito Wibowo.

Disinggung terkait sampel apa yang dibawa oleh petugas untuk diperiksa. Hanung menyebut pihaknya membawa sampel hidangan berupa minuman dan makanan seperti rendang dan sambal krecek yang disajikan untuk penonton acara pentas Wayang pada Sabtu malam lalu.

"Sampel air dan makanan. Kita mencurigai dari makanan yaitu rendang dan sambel krecek," kata Hanung.

Lebih lanjut, saat disinggung adanya sampel minuman yang ikut diperiksa apakah terkait dugaan warga terpapar bakteri E-coli. Hanung enggan menduga-duga dan memilih untuk menunggu hasil laboratorium nantinya.

"Ini baru curiga tapi pastinya nunggu hasil laboratorium," terangnya.

Namun demikian, Hanung tak memungkiri bahwa kondisi minuman yang dihidangkan tersebut memang kurang jernih.

"Baru curiga karena warna air juga tidak jernih. Maka kami menelusuri sampai ke air-airnya juga," pungkas Hanung.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved