Fakta Menarik Tentang Solo
Asal-usul Pasar Legi Solo, Sudah Ada Sejak Abad ke-18, Dulu Jadi Lapak Pedagang Oprokan
Pasar Legi Solo atau yang juga disebut Pasar Legi merupakan pasar induk terbesar di Kota Surakarta atau dikenal juga Kota Solo.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Mangkunegoro I juga membebaskan pajak pedagang untuk menarik pedagang dan meramaikan pasar.
Setiap hari pasaran, yakni Legi, pedagang dari berbagai daerah seperti Boyolali, Kartasura, Karanganyar, Klaten, Sragen, Walikukun (Ngawi) datang ke Pasar Legi Solo.
Pedagang Pasar Legi Menggunakan Kereta Api
Pada periode 1870-an, masyarakat dari Ngawi dan Klaten mulai dapat menggunakan kereta api kelas tiga untuk pergi ke Pasar Legi.
Mereka dan turun di Stasiun Balapan.
Sedangkan masyarakat yang tidak terjangkau kereta api dapat menggunakan gerobak, cikar, atau andong untuk menjual hasil panen di pasar.
Saat itu secara administratif, Pasar Legi di bawah pengawasan Mangkunegaran
Jadi Lapak Pedagang Oprokan
Pedagang oprokan adalah pedagang yang membuka dagangan di tanah beralasakan karung atau daun.
Selain itu, ada juga yang menjajakan daganganya menggunakan payung gubuk tanpa dinding.
Baca juga: Asal-usul Umbul Ponggok, Wisata Ikonik di Klaten, Ada Legenda Burung Pungguk di Pohon Gayam
Hingga pemerintahan Mangkunegro VII (1916-1944), pedagang Pasar Legi masih berupa pedagang oprokan yang membuat barisan untuk berdagang.
Pada 1936, Pasar Legi Solo baru dibangun menjadi pasar permanen dengan tembok berwarna putih.
Bagian depan pasar berupa pertokoan yang terbuat dari bahan beton.
Selokan pembuangan air diperbaharui, halaman yang terbuat dari aspal yang panas saat terkena matahari diganti dengan beton.
Baca juga: Asal-usul Nama Jebres, Kecamatan di Solo yang Paling Ramai, Ada Dua Versi Belanda dan Lokal
Setelah renovasi pada tahun 1936, Pasar Legi mengalami renovasi lagi pada tahun 1992.
Asal-usul Stasiun Solo Kota, Stasiun Bersejarah di Solo yang jadi Jalur Kereta Bathara Kresna |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Perempatan Panggung di Solo Jateng, Dulu jadi Tempat Mengintai Hewan Buruan |
![]() |
---|
Makna Batik Parang yang Pernah Dilarang di Pernikahan Kaesang dan Erina di Mangkunegaran Solo |
![]() |
---|
Kisah Slamet Riyadi Pahlawan Asal Solo Gugur di Ambon, Makamnya di Surakarta Hanya Gundukan Tanah |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Kampung Baron di Solo Jateng, Dulu Tempat Tinggal Para Bangsawan Eropa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.