Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Boyolali

Asal-usul Gagaksipat yang Kini jadi Nama Desa di Boyolali, Ada Kisah Pangeran Gambiranom

Nama Gagaksipat berasal dari sebuah kisah bersejarah yang melibatkan tokoh-tokoh penting pada masa pemberontakan terhadap Belanda.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM
WISATA GAGAKSIPAT- Wisata Kali Pepeland di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Begini sejarah Gagaksipat yang kini jadi nama sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Gagaksipat adalah nama sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Desa ini menyimpan kekayaan sejarah, budaya, serta potensi ekonomi yang patut diperhitungkan.

Gagaksipat terdiri dari beberapa pedukuhan seperti Banaran, Banarjo, Gagaksipat, Gatak, Gejigan, Jembangan, Jetis, Kanoman, Kelipan, Krangkungan, dan Ngemplak.

Baca juga: Asal-usul Nama Nusukan yang Kini jadi Kelurahan di Solo, Saksi Bisu Pengendalian Banjir Era Belanda

Meski berkembang seiring zaman, Gagaksipat tetap menjaga jati dirinya sebagai desa yang kaya akan nilai tradisi dan semangat inovatif.

Asal-usul Nama Gagaksipat

Nama Gagaksipat berasal dari sebuah kisah bersejarah yang melibatkan tokoh-tokoh penting pada masa pemberontakan terhadap Belanda, seperti Pangeran Gambiranom (Adipati Martoloyo), Mas Gerendi, dan Pangeran Teposono—para pendukung Pakubuwana II dari Kartasura.

Setelah pemberontakan gagal, pasukan mereka tercerai-berai.

Mas Gerendi melarikan diri ke Pasuruan, sementara Pangeran Gambiranom memilih jalan spiritual.

Ia bertapa dan mendapatkan petunjuk untuk mengikuti seekor burung gagak.

Baca juga: Asal-usul Pasar Legi Solo, Sudah Ada Sejak Abad ke-18, Dulu Jadi Lapak Pedagang Oprokan

Perjalanan itu berakhir di bawah pohon beringin tempat burung gagak tersebut berhenti.

Di situlah Pangeran Gambiranom dan para pengikutnya mendirikan padepokan dan menetap, memberi nama tempat itu sebagai Gagaksipat, yang berarti "jejak gagak."

Secara geografis, Gagaksipat berbatasan langsung dengan Kecamatan Colomadu di Kabupaten Karanganyar dan di bagian selatannya dibatasi oleh Sungai Pepe, bersama dengan desa lain seperti Ngesrep, Donohudan, dan Sawahan.

Wilayahnya didominasi oleh lahan pertanian—khususnya sawah, tebu, dan palawija—yang menjadi penopang utama ekonomi warga.

Keunikan budaya Jawa masih terasa kuat di desa ini, terlihat dari tata ruang kampung, aktivitas warga, dan tradisi-tradisi lokal.

Baca juga: Asal-usul Serengan yang Kini Jadi Kecamatan di Solo, Dulu Medan Pertempuran Lawan Belanda

Beberapa perumahan modern seperti Pondok Baru Permai, Pondok Candra Indah, dan Pesona Alam turut berkembang di tengah kawasan agraris ini.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved