Fakta Menarik Tentang Solo
Asal-usul Pasar Burung dan Ikan Hias Depok Solo, Berdiri Sejak Tahun 1980, Dulu Terletak di Widuran
Salah satunya adalah Pasar Burung Depok atau kini lebih dikenal dengan nama Pasar Burung Dan Ikan Hias Depok Surakarta.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di Kota Solo, Jawa Tengah, terdapat rekomendasi tempat wisata belanja.
Salah satunya adalah Pasar Burung Depok atau kini lebih dikenal dengan nama Pasar Burung dan Ikan Hias Depok Surakarta.
Lokasinya ada di sebelah utara Taman Balaikambang, tak begitu jauh dari Stadion Manahan.
Baca juga: Asal-usul Pasar Nongko Solo, Sudah Ada Sejak 1870an, Dulu Jadi Lapak Berjualan Buah Nangka
Tepatnya di Jl. Depok No.18-16, Manahan, Kec. Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57139.
Pasar burung ini disebut-sebut merupakan salah satu pasar hewan peliharaan terbesar di Asia Tenggara.
Pasar Depok Solo sudah berdiri sejak tahun 1980.
Awalnya, pusat perdagangan burung di Solo terletak di kawasan Widuran, sekitar empat kilometer dari lokasi Pasar Depok saat ini.
Dulu namanya Taman Pasar Burung di Widuran.
Kemudian, seiring pembangunan, Pemkot Solo memusatkan di tempat sekarang.
Kini, Pasar Depok menjadi tempat favorit bagi wisatawan dan warga lokal yang gemar memelihara satwa.
Baca juga: Asal-usul Nama Banmati yang Kini jadi Kelurahan di Sukoharjo, Ada Kisah Abdi Dalem Meninggal
Tidak hanya untuk berbelanja, pasar ini juga menjadi destinasi wisata edukatif, sering dikunjungi oleh pelajar hingga mahasiswa yang melakukan penelitian tentang satwa dan ekosistemnya.
Terdapat sekitar 354 kios di area pasar, yang menjajakan berbagai jenis hewan peliharaan seperti burung, kucing, anjing, kelinci, ikan hias, hingga satwa kecil seperti tupai dan tikus hias.
Beberapa jenis ikan yang dahulu dijual di Pasar Gede kini juga ikut meramaikan kios-kios di Pasar Depok.
Dalam menjaga kebersihan, pihak pasar bekerja sama dengan dinas terkait untuk memastikan lingkungan tetap bersih dan nyaman.
Baca juga: Asal-usul Desa Jatikuwung di Gondangrejo Karanganyar, Dipercaya Dulu Ada Pohon Jati Misterius
Namun, peran para pedagang juga tidak kalah penting. Mereka diajak aktif menjaga kebersihan kios dan area sekitar secara mandiri.
Soal kesehatan hewan, pemantauan rutin dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Dengan fasilitas yang lengkap dan manajemen yang tertata, Pasar Depok tidak hanya menjadi pusat jual-beli hewan peliharaan, tetapi juga menjadi ikon kota Solo yang memadukan edukasi, wisata, dan ekonomi dalam satu kawasan yang hidup dan dinamis.
(*)
| Awal Mula Terbentuknya Sungai Bengawan Solo, Ada Legenda Seorang Ibu yang Tangisi Kematian Anaknya |
|
|---|
| Ini Perbedaan Gudeg Khas Solo dan Yogyakarta, dari Warna hingga Lauk Pelengkap Ternyata Tak Sama |
|
|---|
| Sejarah Kampung Sewu di Tepi Bengawan Solo, Diyakini Lebih Tua Dibandingkan Berdirinya Kota Solo |
|
|---|
| Sejarah Dibangunnya Stadion Manahan Solo, Pemberian Nama Bukan Terkait Tempat Berlatih Memanah |
|
|---|
| Asal-usul Nama Kelurahan Ketelan di Solo : Dulu jadi Pusat Pewarnaan Batik Era Praja Mangkunegaran |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.