Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Nama Bayat yang Kini jadi Nama Kecamatan di Klaten, Ada Kisah Ki Ageng Pandanaran
Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bayat adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Kecamatan ini berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan.
Di Bayat terkenal dengan industri gerabah, industri batik, dan makanan ringan.
Baca juga: Asal-usul Kemuning yang Kini jadi Wisata Hits Karanganyar, Dulu Wilayah Swapraja Mangkunegaran
Selain itu di Bayat juga ada Makam Sunan Bayat, Syeh Domba, Sayid Habib, dan Pangeran Wuragil.
Pun demikian dengan destinasi wisata, ada Bukit Cinta dan Bukit Sidoguro yang terkenal.
Asal-usul Bayat
Nama "Bayat" diyakini berasal dari kata tembayatan, yang bermakna hidup rukun dan saling membantu—sebuah nilai luhur yang lahir dari perjalanan Ki Ageng Pandanaran, seorang tokoh penyebar Islam yang pernah menjadi Adipati Semarang.
Dilansir dari berbagai sumber, Ki Ageng Pandanaran diutus oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam ke wilayah selatan Jawa.
Dalam pengembaraannya, ia menetap di beberapa daerah, termasuk Salatiga, Boyolali, Klaten, dan akhirnya Bayat. Nama-nama ini menjadi toponimi yang mencerminkan rute dakwahnya.
Baca juga: Asal-usul Nama Begajah yang jadi Kelurahan di Sukoharjo: Kisah Tragis 2 Ekor Gajah Keraton Surakarta
Di Bayat, Ki Ageng Pandanaran dikenal bukan hanya karena ilmu agamanya, tetapi juga karena kesaktiannya.
Dalam Babad Bayat, disebutkan bahwa ia memenangkan banyak adu kesaktian, di mana pemenangnya berhak menyebarkan syariatnya kepada pihak yang kalah.
Konon, berkat kemenangan-kemenangan ini, banyak tokoh lokal seperti Syeh Domba dan Syeh Bela-Belu yang akhirnya masuk Islam melalui proses bai'at—yang juga diyakini sebagai asal-usul nama “Bayat”.
Bayat dan Tradisi Batik
Seiring berkembangnya pusat penyebaran Islam, Bayat juga tumbuh menjadi pusat budaya dan ekonomi rakyat.
Salah satu industri kreatif yang mencuat adalah batik.
Tradisi membatik di Bayat dipercaya sudah ada sejak masa pra-Hindu dan berkembang pesat pada masa Ki Ageng Pandanaran.
Pada awal 1900-an, batik Bayat dipasarkan ke Surakarta dan Gunung Kidul.
Baca juga: Asal-usul Nama Mayang yang Kini Jadi Desa di Sukoharjo, Ada Kisah Terkenal Tumenggung Mayang
Salah satu tokoh yang berjasa besar dalam perkembangan ini adalah Buyut Wiryodinomo, yang dikenal dengan julukan “Wiryo Bandhul”.
Ia berdagang batik menggunakan andhong—kereta kuda miliknya—dan menjadi salah satu pengusaha batik besar saat itu.
Namun, motif asli batik Bayat tidak banyak diketahui.
Berdasarkan pengamatan, motif yang menjadi ciri khas Bayat adalah alas-alasan, yang menggambarkan flora dan fauna hutan.
Setiap pembatik memiliki gaya unik, menjadikan motif ini sangat bervariasi dan kaya makna.
Masa kejayaan batik Bayat berlangsung hingga tahun 1975.
Setelahnya, industri ini perlahan meredup, terutama karena munculnya batik printing seperti Batik Keris dari Surakarta yang lebih murah dan cepat diproduksi.
(*)
Asal-usul Umbul Nilo Klaten, Sudah Dimanfaatkan Sejak Zaman Kolonial Belanda |
![]() |
---|
Asal-usul Nama Desa Jaten di Juwiring Klaten : Mitos Pohon Jati Raksasa dan Jejak Kerajaan Majapahit |
![]() |
---|
Asal-usul Kecamatan Karangnongko Klaten, Masih Ada Jejak Mataram Kuno di Tengah Sawah |
![]() |
---|
Kisah Pembentukan Pasoepati - Pasukan Soeporter Pelita Sejati: Berawal dari Kerusuhan 1988 di Solo |
![]() |
---|
Asal-usul Watu Sepur di Bayat Klaten, Ada Batu Tertua dan Tempat yang Dikenal Mistis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.