Fakta Menarik Tentang Solo
Asal-usul Kampung Loji Wetan Solo, Dulu Kawasan Mewah Dihuni Para Bangsawan
Pada zaman dahulu, tempat ini dijuluki sebagai kampung mewah karena sudah dialiri listrik dan tersedia air bersih.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di Solo, Jawa Tengah, terdapat kampung Eropa pada zaman penjajahan Belanda.
Namanya Loji Wetan.
Sesuai namanya, Loji Wetan berada di sebelah wetan alias Timur dari Benteng Vastenburg.
Pada zaman dahulu, tempat ini dijuluki sebagai kampung mewah karena sudah dialiri listrik dan tersedia air bersih.
Baca juga: Asal-usul Nama Kedunglumbu yang Kini Jadi Kelurahan di Solo, Ada Kaitan dengan Pembangunan Keraton
Asal-usul Loji Wetan
Kampung Loji Wetan, dahulu dikenal sebagai Kampung Belanda.
Kawasan ini dulunya menjadi permukiman para pegawai pemerintahan Hindia Belanda, lengkap dengan fasilitas layaknya kota kecil: poliklinik, gudang senjata, dan sekolah eksklusif untuk anak-anak bangsawan.
Tak jauh dari Benteng Vastenburg, yang menjadi pusat administrasi pemerintahan kolonial, berdiri rumah-rumah bergaya arsitektur Eropa yang dulunya berjumlah sekitar 150 bangunan.
Bangunan-bangunan itu menjadi simbol dominasi kolonial sekaligus saksi bisu berbagai dinamika sosial dan politik masa itu.
Baca juga: Asal-usul Desa Paulan Colomadu Karanganyar, Konon Namanya Diambil dari Istilah Kaul-kaulan
Namun seiring waktu, wajah Kampung Belanda mulai berubah.
Saat Belanda angkat kaki dari Indonesia, bangunan-bangunan tersebut banyak yang berpindah tangan, terutama ke masyarakat keturunan Tionghoa.
Proses ini menjadi titik awal pergeseran fungsi dan bentuk kawasan tersebut.
Saat ini hanya tersisa kurang lebih sekitar 75 bangunan kolonial yang masih tersisa di Loji Wetan.
Dari jumlah itu, kondisi bangunannya pun bervariasi.
Baca juga: Asal-usul Kecamatan Manisrenggo Klaten, Ada 2 Versi soal Sejarah Namanya : Kisah Permaisuri dan Ratu
Ada yang masih mempertahankan bentuk asli meskipun sudah berubah fungsi, seperti menjadi toko atau tempat usaha.
Ada pula bangunan yang terbengkalai, ditinggalkan oleh pemiliknya dan tidak terawat.
Sebagian lainnya mengalami perubahan menyeluruh, baik dari segi struktur maupun tampilan arsitekturnya.
Salah satu bagian menarik dari perubahan ini terjadi pada bangunan-bangunan yang dulunya menghadap ke arah Benteng Vastenburg.
Dahulu kawasan ini dikenal sebagai tempat hiburan dan kuliner elit seperti arena biliar, kini telah berubah menjadi area pertokoan yang ramai.
Meski banyak yang telah berubah, sisa-sisa kejayaan masa lalu itu masih dapat dirasakan oleh siapa pun yang berjalan melintasi Loji Wetan.
Ornamen khas kolonial, jendela besar, pintu kayu tebal, dan struktur bangunan yang tinggi masih menjadi ciri yang membedakan kawasan ini dari permukiman lainnya di Solo.
(*)
Sejarah Masjid Ar Riyadh Pasar Kliwon Solo, Titik Pertemuan Tradisi Islam dan Budaya Arab |
![]() |
---|
Asal-usul Kawasan Ngarsopuro yang Ikonik di Kota Solo, Ternyata Namanya Bermakna Jalan Menuju Pura |
![]() |
---|
Sejarah Pesarean Nayu/Astana Oetara di Solo, Peristirahatan Terakhir Adipati Pura Mangkunegaran |
![]() |
---|
Sejarah Ponten Mangkunegaran di Kestalan : Jejak Awal Budaya Hidup Bersih di Solo |
![]() |
---|
Kenapa Solo Tidak Berstatus Daerah Istimewa Surakarta Seperti Yogyakarta? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.