Kasus Investasi Koperasi BLN
Kisah Ki Sartono Dronco, Dalang Boyolali yang Jadi Nasabah BLN : Sampai Meninggal, Uang Tak Kembali
Tak hanya kerugian materi, sejumlah anggota koperasi dilaporkan mengalami gangguan kesehatan serius, bahkan meninggal dunia.
Penulis: Tribun Network | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo/Andreas Chris
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Dugaan kasus investasi bermasalah yang menyeret nama Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) kembali memakan korban.
Tak hanya kerugian materi, sejumlah anggota koperasi dilaporkan mengalami gangguan kesehatan serius, bahkan meninggal dunia.
Tekanan psikologis akibat ketidakjelasan pengembalian dana diduga menjadi penyebab utamanya.
Menurut Aris Carmadi, juru bicara para korban, jumlah anggota yang terdampak secara fisik dan mental terus bertambah.
Ia menyebut kasus yang menimpa Ki Sartono Dronco, seorang dalang kondang asal Musuk, Boyolali, sebagai salah satu contoh paling memprihatinkan.
“Beliau mengalami stres berat karena dana investasinya di BLN sebesar Rp 1,7 miliar tak kunjung kembali. Sejak pertama menyetorkan uang, tidak pernah sekali pun menerima pembayaran,” kata Aris.

Ki Sartono meninggal dunia pada Jumat, 6 Juni 2025, setelah kesehatannya terus menurun.
Ia disebut-sebut mengandalkan dana investasi tersebut untuk masa tuanya.
Duka Mendalam di Kalangan Seniman
Kepergian Ki Sartono menyisakan duka di kalangan seniman tradisional.
Ki Wartoyo, dalang asal Desa Tegalgiri, Kecamatan Nogosari, yang dikenal dekat dengan almarhum, mengaku kehilangan besar.
“Beliau itu bukan sekadar teman, tapi sudah seperti saudara sendiri. Kami sering berbagi cerita, perjuangan sebagai seniman,” ujar Wartoyo, Selasa (10/6/2025).
Di mata Wartoyo, almarhum adalah sosok pekerja keras dan sangat mendukung kemajuan seni pedalangan.
Ia menyayangkan almarhum harus menanggung beban berat hanya karena kepercayaan yang salah tempat.
“Saya dengar uang yang ditanamkan di BLN itu hasil pinjaman dari bank. Digadaikan sertifikat. Sekarang malah hilang tanpa kejelasan,” tambahnya.
Korban Lain: Agus Sunarso dari Banyumas
Selain Ki Sartono, korban lain adalah Agus Sunarso, warga Banyumas, yang meninggal dunia secara mendadak.
Aris Carmadi mengungkapkan, istri Agus telah menginvestasikan lebih dari Rp 1 miliar ke BLN, dan membeli mobil dengan skema harga murah dari koperasi tersebut.
“Pak Agus anggota cabang Purwokerto. Kejadian ini membuat kami makin khawatir, karena korban tidak hanya mengalami kerugian finansial, tapi juga tekanan mental yang berat,” kata Aris.
Baca juga: Mengapa BLN Bikin Orang Tertarik Bergabung? Iming-iming 2 Tahun Uang Nasabah Kembali 200 Persen
Desakan Penyelesaian dan Transparansi
Dengan terus bertambahnya korban, para anggota koperasi mendesak agar pengurus BLN segera menyelesaikan kewajiban sesuai kesepakatan awal.
Mereka juga meminta pihak berwenang untuk turun tangan, mengingat dampak sosial dari kasus ini semakin luas.
“Saya, sebagai sesama seniman, merasa prihatin. Kami mohon agar BLN menyelesaikan masalah ini secepatnya. Jangan sampai ada korban lagi,” ujar Ki Wartoyo.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Koperasi BLN terkait pengembalian dana maupun rencana penyelesaian.
Sementara itu, keluarga korban hanya bisa menunggu, di tengah ketidakpastian dan kekhawatiran yang semakin menekan.
(*)
Frustrasi, Nasabah Korban Koperasi BLN Boyolali Ngadu ke Gubernur Jateng : Belum Ada Tindak Lanjut |
![]() |
---|
Korban Dugaan Penipuan BLN Boyolali Menjerit : Harta Benda Habis, Kirim Surat Terbuka ke Prabowo |
![]() |
---|
Investasi Macet, Pemilik Koperasi BLN Sragen Bangun Narasi Tak Akan Lari dan Tetap Bersama Korban |
![]() |
---|
Nasabah BLN Sragen Terbuai Janji Palsu, Investasi Macet Disebut Pemilik Koperasi Gegara Faktor Alam |
![]() |
---|
Ratusan Warga Sragen Jadi Korban Koperasi BLN, Kini Resmi Lapor Polisi, Berharap Uang Kembali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.