Kasus Investasi Koperasi BLN
Penyebab BLN Makan Banyak Korban di Boyolali : Tergiur, Ada yang Sempat Cicipi Uang Balik 200 Persen
Jumlah asabah Bahana Lintas Nusantara (BLN) di Boyolali diperkirakan mencapai seribuan orang. Namun baru segelintir orang yang berani bersuara.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Jumlah nasabah Bahana Lintas Nusantara (BLN) di Boyolali diperkirakan mencapai seribuan orang.
Namun baru segelintir orang yang berani bersuara soal dugaan penipuan yang dilakukan koperasi tersebut.
Sebagian besar nasabahnya justru masih yakin jika yang miliaran yang ditaburkan bakal tumbuh dan membuahkan hasil.
Di BLN, investasi dadi nasabah disebut dengan taburan.
Lantas bagaimana cara kerjanya?
B, salah seorang mantan nasabah menjelaskan secara blak-blakkan mengenai seluk beluk BLN dari pengalamannya.
Dia mengetahui adanya BLN dari salah satu teman pada 2020.
Namun kala itu, dia belum tertarik untuk bergabung.
Barulah pada tahun 2022, dia tertarik dan menaburkan tabungan.
"Baru ikut. (Jumlahnya) Ya ada lah. Rahasia," ujarnya.

Seperti yang dijanjikan temannya itu, taburannya pun membuahkan hasil yang sesuai.
Per bulan, dia pun mendapatkan "kluntingan" (return) dari Investasinya ini.
Hingga 24 bulan dia mendapat pengembalian hingga 200 Persen.
"Modalnya balik 100 persen. Tambah keuntungannya 100 persen," katanya.
Dulu di Solo pernah ada investasi yang bernama ginseng.
"Modusnya" pun hampir sama dengan skema ponzi.
Jika investasi Ginseng, wujud kegiatannya usahanya pengolahan ginseng yang konon diekspor.
Namun, setelah investasi Ginseng meletus, baru terungkap jika gingseng itu tidak di jual ke luar negeri.
Nasabah ginseng yang ingin penghasilan lebih banyak pun harus mencari nasabah baru.
Semakin banyak nasabah yang direkrut, penghasilan yang diterima juga semakin besar.
Baca juga: Gadai Sertifikat, Kehilangan Uang Pensiunan : Cerita Korban Dugaan Penipuan Koperasi BLN Solo Raya
Sedangkan kalau di koperasi BLN, juga ada usahanya.
Di brosur-brosur yang beredar luas itu ada 60an jenis usaha.
Usaha itu ada yang jalan, dan ada yang hanya cuma karena biar ada saja.
"Di BLN ada mentornya juga. Mentor yang akan memprospek (mengajak) calon nasabah. Dan nasabah yang berhasil mendapatkan nasabah baru akan mendapatkan poin," tambahnya.
Adanya usaha yang dikerjakan koperasi BLN ini lah yang membuat nasabah terpikat.
Nasabah, merasa seolah-olah bisnis yang dikerjakan itu nyata dan menghasilkan laba.
Namun, nasabah tak menyadari jika tidak ada usaha yang instan.
Semua butuh proses.
"Mbuh usaha ne jalan, hasil produksi usaha ada yang beli atau tidak. Yang penting ada usahanya dan usahanya banyak. Itulah yang membuat calon nasabah mau ikut gabung," tambahnya.
A, mantan anggota lain, menambahkan diterimanya koperasi BLN di masyarakat ini tak lepas peran tim media sosial BLN.
BLN punya tim kreatif yang mampu memproduksi konten tentang BLN yang diterima masyarakat.
Bahkan, tim medianya itu juga membuat konten untuk meyakinkan nasabah.
Seperti konten kunjungan ke Tiongkok untuk memborong alat berat yang akan digunakan untuk kegiatan usaha pertambangan.
"Ke sana itu (Tiongkok) itu sebenarnya cuma melihat pameran alat berat. Tapi dikemas seolah-olah mau memborong alat berat," tambahnya.
(*)
Frustrasi, Nasabah Korban Koperasi BLN Boyolali Ngadu ke Gubernur Jateng : Belum Ada Tindak Lanjut |
![]() |
---|
Korban Dugaan Penipuan BLN Boyolali Menjerit : Harta Benda Habis, Kirim Surat Terbuka ke Prabowo |
![]() |
---|
Investasi Macet, Pemilik Koperasi BLN Sragen Bangun Narasi Tak Akan Lari dan Tetap Bersama Korban |
![]() |
---|
Nasabah BLN Sragen Terbuai Janji Palsu, Investasi Macet Disebut Pemilik Koperasi Gegara Faktor Alam |
![]() |
---|
Ratusan Warga Sragen Jadi Korban Koperasi BLN, Kini Resmi Lapor Polisi, Berharap Uang Kembali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.