Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Keripik Tempe Benguk jadi Oleh-oleh Khas Wonogiri, Berawal dari Ide Seorang Warga pada 2008

Camilan renyah berbahan dasar kacang kara benguk ini menyuguhkan cita rasa unik yang tidak banyak ditemukan di tempat lain.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM/Erlangga Bima Sakti
KRIPIK TEMPE BENGUK - Keripik tempe benguk di Lingkungan Grobog RT 2 RW 4 Kelurahan Wuryorejo Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Maret 2025. Begini sejarah keripik tempe benguk bisa jadi kuliner khas Wonogiri. 

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, masih ada beberapa kuliner tradisional yang cocok dijadikan oleh-oleh.

Selain kacang mete yang sudah lama dikenal, keripik tempe benguk kini menjadi salah satu oleh-oleh khas Wonogiri yang banyak diburu, terutama saat momen Lebaran

Camilan renyah berbahan dasar kacang kara benguk ini menyuguhkan cita rasa unik yang tidak banyak ditemukan di tempat lain.

Baca juga: Sejarah Kompyang, Roti Legendaris Langka yang Masih Eksis di Solo, Warisan Kuliner China Sejak 1563

Harga keripik tempe benguk memang lebih mahal ketimbang keripik tempe biasa.

Hal itu karena proses pembuatannya cukup panjang dan memakan waktu hingga tiga hari dua malam.

Meski terlihat sederhana, tahapan demi tahapan dilakukan dengan ketelitian tinggi untuk menghasilkan keripik yang gurih dan renyah.

Sejarah Keripik Tempe Benguk

Menariknya, di daerah lain seperti Kulonprogo, DIY, tempe benguk lebih sering diolah menjadi besengek—masakan berkuah santan berbumbu khas.

Sementara di Wonogiri, ide mengubah tempe benguk menjadi keripik dimulai pada 2008 oleh seorang warga Grobog bernama Joko Setyanto.

Joko meyakini tempe benguk akan diterima pasar seperti halnya tempe kedelai.

Baca juga: Sejarah Tisada Burger, Burger Legendaris Solo yang Sudah Eksis Sejak 1995

Keyakinannya terbukti benar, dan usahanya kemudian diikuti oleh banyak warga sekitar, menjadikan Grobog sebagai sentra produksi keripik tempe benguk hingga sekarang.

Keripik tempe benguk kini menjadi makanan khas yang banyak ditemukan di pasar tradisional, toko oleh-oleh, dan rumah produksi rumahan di Wonogiri.

Salah satu pusat produksi terbesar berada di Desa Grobog, Kelurahan Wuryorejo, tak jauh dari kawasan Waduk Gajah Mungkur.

Di desa ini, terdapat sekitar 10 industri rumahan yang aktif memproduksi keripik tempe benguk setiap harinya.

Tradisi membuat keripik ini telah diwariskan secara turun-temurun, dan menjadi bagian penting dalam identitas kuliner lokal Wonogiri.

Baca juga: Sejarah Sompil Bu Sri Koco Jogonalan, Kuliner Legendaris nan Langka yang Masih Eksis di Klaten

Mengapa Benguk Jadi Pilihan Utama?

Pemilihan kacang kara benguk sebagai bahan dasar tempe bukan tanpa alasan.

Wonogiri dikenal sebagai daerah dengan tanah yang tandus dan iklim yang cenderung panas akibat curah hujan yang rendah.

Kondisi ini tidak ideal untuk menanam kedelai, namun sangat cocok untuk budidaya kara benguk, tanaman legum yang kuat dan mampu tumbuh di lahan kering.

Menariknya, kandungan protein dalam benguk tidak kalah dibandingkan kedelai, menjadikannya alternatif sumber pangan yang bergizi.

Oleh masyarakat Wonogiri, benguk kemudian diolah menjadi tempe, dan selanjutnya digoreng menjadi keripik yang lezat dan khas.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved