Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Perang Iran Vs Israel

Apa Dampak Perang Israel Vs Iran terhadap Ekonomi Indonesia? Pengamat UGM Sebut Harga BBM Bisa Naik

Apabila perang Israel vs Iran berlarut-larut, hal bisa menyebabkan harga minyak mentah yang bakal merangkak naik dan menimbulkan efek domino.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
khaberni/tangkap layar
RUDAL IRAN - Penampakan rudal-rudal Iran di langit Tel Aviv, Israel pada Sabtu (14/6/2025). Meski sejumlah rudal bisa ditangkal, beberapa rudal Iran menghantam sejumlah fasilitas di Israel tengah, termasuk Tel Aviv. Pengamat ingatkan dampak perang Iran vs Israel untuk Indonesia jika berlarut-larut. 

TRIBUNSOLO.COM - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, berbicara soal dampak perang Israel-Iran untuk ekonomi di Indonesia.

Apabila perang Israel vs Iran berlarut-larut, kata dia bisa menyebabkan harga minyak mentah yang bakal merangkak naik.

Hal itu sudah terbukti, sejak serangan pertama yang terjadi pada Jumat (13/6/2025) lalu, harga minyak mentah Brent meroket hingga 13 persen menjadi US $78,50 per barel.

Baca juga: Viral Nobar Perang Iran Vs Israel di Yaman, Tiap Ada Ledakan Rudal, Rakyat Teriakkan Takbir

Angka ini menjadi kenaikan tertinggi sejak Januari 2025.

"Sebagai net-importer, kenaikan harga minyak dunia sudah pasti akan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia," katanya dikutip TribunSolo.com dari Tribunnews.com, Selasa (17/6/2025).

Dia pun memperkirakan, kenaikan harga minyak bisa tembus US$ 100 per barel, kalau eskalasi konflik Israel-Iran meluas.

Kondisi tersebut, bisa diperparah dengan Iran menutup Selat Hormuz, yang menjadi lalu lintas pengangkutan minyak dunia.

Sementara itu, kata dia, pemerintah Indonesia akan dilanda dilema apabila harga minyak terus meroket.

Baca juga: 4 Fakta Mobil Patwal Lindas Bendera Israel di Banjarnegara Jawa Tengah, Pihak Kepolisian Buka Suara

Utamanya aspek penetapan harga BBM di dalam negeri. 

"Kalau harga BBM Subsidi tidak dinaikan, beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan membengkak," tegasnya.

Di samping itu, lanjut Fahmy, kenaikan harga minyak dunia akan semakin menguras devisa untuk membiayai impor BBM. 

Ujung-ujungnya makin memperlemah kurs rupiah terhadap dollar AS, yang sempat menembus Rp 17.000 per dollar AS. 

"Kalau harga BBM Subsidi dinaikan, sudah pasti akan memicu inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga menurunkan daya beli rakyat dan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Baca juga: Media Vietnam Soroti Kekalahan Timnas U20 Indonesia dari Iran, Impian ke Piala Dunia Bisa Pupus

"Dalam kondisi ketidakpastian, pemerintah jangan memberikan PHP (Pemberian Harapan Palsu) kepada rakyat yang dengan santai mengatakan bahwa perang Iran-Israel tidak mengganggu perekonomian Indonesia," imbuh Fahmy.

Dirinya pun memberikan solusi atas dilema yang berpotensi dihadapi Indonesia.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved