Asal-usul Bukit Cinta Watu Prahu di Klaten, Ada Legenda Cinta Tak Berbalas Joko Tuo & Roro Denok

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Ada salah satu wisata hits di Klaten, Jawa Tengah, namanya adalah Bukit Cinta Watu Prahu.

Lokasinya berada di di Desa Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.

Bukit Cinta Watu Prahu menjadi salah satu destinasi wisata alam yang menawarkan keindahan panorama serta spot-spot foto yang menarik.

Baca juga: Asal-usul Watu Cenik yang Kini jadi Wisata Hits Wonogiri, Ada Kisah Mbah Gede Semedi di Puncak

Meski awalnya hanyalah perbukitan biasa, kawasan ini disulap menjadi tempat rekreasi yang instagramable sejak dibuka pada tahun 2017.

Dari puncak Bukit Cinta Watu Prahu, pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan berupa hamparan sawah, ladang, serta barisan pegunungan yang membentang hijau asri.

Dalam kondisi cuaca yang cerah, bahkan Gunung Merapi, Gunung Merbabu, dan Gunung Lawu dapat terlihat jelas dari kejauhan.

Bukit ini juga dikenal dengan spot-spot foto yang unik dan romantis, seperti:

• Dermaga Cinta
• Gardu Pandang Cinta
• Sarang Cinta
• Spot Pelangi

Dengan latar belakang alam yang menawan, tempat ini menjadi favorit para pengunjung untuk berfoto dan membagikan momen mereka di media sosial.

Selain pemandangan dan spot foto, Bukit Cinta Watu Prahu juga menyediakan berbagai fasilitas yang cocok untuk rekreasi keluarga, seperti:

• Kolam renang
• Kolam terapi ikan
• Panggung hiburan
• Arena bermain anak-anak
• Fasilitas pendukung seperti warung makan, mushola, toilet, dan area parkir yang luas juga tersedia untuk kenyamanan pengunjung.

Asal Usul Nama "Watu Prahu"

Nama tempat ini diambil dari keberadaan batu besar di area wisata yang disebut warga sebagai Watu Prahu atau Batu Perahu.

Batu tersebut memiliki ukuran sekitar 7 meter lebar dan 30 meter panjang, dan menjadi ikon tersendiri yang tidak jauh dari pintu masuk kawasan wisata.

Warga setempat percaya bahwa batu besar yang terhampar di kawasan bukit itu adalah wujud dari sebuah kapal yang terbalik.

Legenda ini berkembang secara turun-temurun dan masih diyakini oleh masyarakat sekitar hingga kini.

Menurut cerita, dahulu kala hiduplah seorang tokoh sakti bernama Joko Tuo.

Baca juga: Asal-usul Sendang Wicaksono di Polokarto Sukoharjo, Peninggalan Sri Susuhunan Paku Buwono X