Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

SPMB SMP 2025

15 SMPN Solo Sepi Peminat Jalur Afirmasi di SPMB 2025, Program Pembelajaran Hingga Promosi Disorot

Program pembelajaran yang kurang menarik hingga promosi yang kurang disorot sebagai faktor yang turut berperan.

TribunSolo.com/Andreas Chris
SPMB SMP 2025 - Ilustrasi SPMB jenjang SMPN di Kota Solo tahun ajaran 2025/2026. Pada pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Solo, setidaknya ada 15 sekolah yang tidak terpenuhi kuota jalur afirmasinya. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Solo masih tak terpenuhi kuota dari jalur afirmasi. Padahal, Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025 sudah ditutup dan jalur afirmasi itu ditujukan untuk siswa yang tidak mampu. 

Program pembelajaran yang kurang menarik hingga promosi yang kurang disorot sebagai faktor yang turut berperan.

Diketahui, jumlah SMP Negeri di Solo ada 27 sekolah. 

Sehingga angka tersebut tergolong signifikan.

Jalur afirmasi sendiri ditujukan bagi calon murid baru dari keluarga kurang mampu, masuk dalam kategori prioritas 1, 2, dan 3.

Namun, antusiasme pendaftar melalui jalur ini tampaknya masih minim.

Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengakui situasi ini dan menyebut bahwa stigma terhadap sekolah favorit menjadi salah satu penyebab utama rendahnya minat masyarakat terhadap beberapa SMP negeri, terutama yang tidak populer.

“Memang dampak dari domisili ini tidak bisa instan, tapi perlahan. Tapi saya harus pastikan ke masyarakat, semua SMP itu favorit,” ujar Respati.

Baca juga: SPMB SMP 2025, 15 SMP Negeri di Solo Tak Terpenuhi Kuota Afirmasi

Ia menekankan bahwa pemerintah kota berkomitmen melakukan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh SMP negeri, termasuk yang selama ini dianggap kurang favorit.

Salah satu langkah yang direncanakan adalah penerapan kurikulum moving class sebagai program unggulan.

“Saya akan adakan percontohan kurikulum moving class bahkan di SMP yang dikatakan tidak favorit seperti SMPN 24 dan 25. Kita pastikan pembangunan merata di semua SMP,” tegasnya.

Menanggapi kemungkinan bahwa turunnya jumlah keluarga miskin menjadi penyebab minimnya pendaftar jalur afirmasi, Respati membantah.

Sebaliknya, ia menyoroti kurangnya program pembelajaran menarik sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sekolah-sekolah tersebut sepi peminat.

“Ya itu memang harus promosi lagi. Agar lebih tertarik, kita akan buat program yang lebih menarik dengan kepala sekolah yang ada di sana,” tambahnya.

Ia menutup pernyataan dengan menegaskan kembali pentingnya membangkitkan kembali minat masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMP negeri, mengingat sekolah negeri di Solo bersifat gratis dan difasilitasi negara.

“Jadi memang tugas saya di pemerintahan ini untuk menarik minat anak-anak kita untuk sekolah di sekolah negeri lagi,” pungkasnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved