Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kirab Malam 1 Suro di Solo

Filosofi Pusaka dalam Kirab Malam 1 Suro di Keraton Solo, Jumlahnya Selalu Berbeda Tiap Tahun

Tradisi tersebut juga dinanti oleh masyarakat umum yang rela menunggu di sepanjang jalan rute kirab sampai dini hari.

TribunSolo.com/Andreas Chris
MALAM 1 SURO - Sebanyak 5 Kebo Bule dipilih menjadi cucuk lampah atau penunjuk jalan dalam Kirab Pusaka Malam 1 Sura di Keraton Kasunanan Solo, Kamis (26/6/2025) malam. Jumlah Kebo Bule Kyai Slamet yang menjadi cucuk lampah pada tradisi tahunan memperingati pergantian tahun di penanggalan Jawa tersebut sesuai dengan jumlah hewan keramat pada saat dimandikan Kamis sore tadi. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kirab Pusaka Malam 1 Suro menjadi salah satu tradisi tahunan yang digelar Keraton Kasunanan Solo.

Bahkan tradisi tersebut juga dinanti oleh masyarakat umum yang rela menunggu di sepanjang jalan rute kirab sampai dini hari.

Kirab Pusaka Malam 1 Suro sendiri merupakan tradisi mengarak sejumlah senjata yang dianggap sakral kepunyaan Raja Keraton Kasunanan Solo.

Salah satu pusaka yang cukup terkenal milik Keraton Solo yang juga jadi penunjuk jalan dalam kirab di Malam 1 Suro tak lain adalah Kebo Bule Kyai Slamet.

Budayawan asal Solo, KRMAP L Nuky Mahendranata Adiningrat menerangkan bahwa pusaka memiliki filosofi mendalam bagi Keraton Solo.

Terkhusus, pusaka yang dikirab dalam pada Malam 1 Suro sendiri memiliki makna cukup mendalam.

"Untuk pusaka yang dikirabkan atau dimioskan dalam Malam 1 Suro ini sendiri memiliki filosofi adalah diharapkan membawa keberkahan untuk satu tahun kedepan," ungkap Nuky saat ditemui di sela Kirab Pusaka Malam 1 Suro, Kamis (26/6/2025).

MALAM 1 SURO - Sebanyak 17 pusaka diarak dalam tradisi Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang digelar Keraton Kasunanan Solo, Kamis (26/6/2025) malam. Belasan pusaka tersebut didominasi oleh tombak kepunyaan SISKS Pakubuwono (PB) XIII.
MALAM 1 SURO - Sebanyak 17 pusaka diarak dalam tradisi Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang digelar Keraton Kasunanan Solo, Kamis (26/6/2025) malam. Belasan pusaka tersebut didominasi oleh tombak kepunyaan SISKS Pakubuwono (PB) XIII. (TribunSolo.com/ Andreas Chris)

Nuky menambahkan, di setiap tahun dalam tradisi Kirab Pusaka Malam 1 Suro jumlah pusaka yang dikirab berbeda-beda.

Hal itu diakui Nuky lantaran selain menunggu titah Raja Keraton Kasunanan Solo. SISKS Pakubuwono (PB) XIII juga memiliki maksud tersendiri terkait berapa pusaka yang dikirab.

"Untuk (pusaka) setiap tahun yang berbeda-beda jumlahnya karena Sinuhun memperhatikan apa yang dibutuhkan di tahun mendatang," kata Nuky.

"Jadi memang ada beberapa perlambang atau tanda yang disematkan dalam jumlah pusaka yang dikirab tersebut sebagai harapan atau doa di tahun yang baru," lanjutnya.

Baca juga: Miliki Arti Mendalam, Ini Makna Bulan Suro Bagi Keraton Solo dan Masyarakat Jawa

Nuky pun mencontohkan, seperti halnya pusaka Kebo Bule Kyai Slamet yang tak pernah luput dalam Kirab Pusaka Malam 1 Suro juga memiliki makna mendalam.

"Untuk Kebo Bule Kyai Slamet sendiri memang memiliki makna ketika menjadi cucuk lampah akan membawa keselamatan dan keberkahan saat menjalani hidup sepanjang tahun kedepan," pungkasnya.

(*)

 

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved