Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pasar Ikan Sunggingan Mangkrak

Kisah Joko, Satu-satunya Pedagang di Pasar Ikan Boyolali, Siasati Minimnya Pembeli dengan Sistem COD

Untuk menyiasati minimnya pembeli, Joko memilih sistem COD (Cash On Delivery) agar dagangannya tetap laku.

TribunSolo.com/Tri Widodo
MANGKRAK - Penampakan pasar ikan Sunggingan, Boyolali. Saking tak terawat dan mangkraknya bangunan ini, dari 2 kios dan 14 los yang tersedia, hanya tinggal satu pedagang yang berjualan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Joko menjadi satu-satunya pedagang yang masih bertahan berjualan di Pasar ikan di Boyolali.

Padahal pasar ikan tersebut tampak tak terawat. Bangunan pasar yang ada di timur Pasar Sayur Sunggingan, Boyolali itu terlihat  kotor, kaca pintu masuk pecah, serta nyaris tak ada aktivitas jual beli. 

Bahkan, pada malam hari, lokasi tersebut justru berubah fungsi menjadi tempat berkumpul anak-anak jalanan.

Joko mengaku sudah lebih dari tiga bulan berjualan seorang diri tanpa kehadiran pedagang lain.

TAK TERAWAT. Penampakan pasar ikan Sunggingan, Boyolali, Hanya tinggal satu pedagang yang berjualan.
TAK TERAWAT. Penampakan pasar ikan Sunggingan, Boyolali, Hanya tinggal satu pedagang yang berjualan. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

“Saya sendiri, karena yang lain sudah pada tutup, sepi daerahnya,” ungkap Joko saat ditemui di kiosnya.

Untuk menyiasati minimnya pembeli, Joko memilih sistem COD (Cash On Delivery) agar dagangannya tetap laku.

“Kan jarang ada yang masuk ke kios pasar ikan, jadi saya sambil jualan keluar, COD, supaya masih ada pendapatan,” tambahnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Boyolali, Purnawan, tidak menampik kondisi tersebut.

Baca juga: Kondisi Terkini Bocah 12 Tahun di Boyolali, Korban Rudapaksa hingga Hamil 6 Bulan

Dia mengatakan, bahwa saat ini pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan investor guna menghidupkan kembali kawasan pasar ikan tersebut.

“Sudah ada investor, kemungkinan dalam waktu dekat akan kami arahkan untuk pengecekan lokasi, semoga secepatnya terlaksana,” ujar Purnawan.

Dia menjelaskan, pasar ikan Sunggingan dulunya dibangun oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali

Selama masa percobaan, para pedagang bahkan tidak dikenai biaya sewa kios.

Fasilitas yang tersedia di sana cukup lengkap, meliputi 2 kios dan 14 los pedagang di lantai 1, serta 5 los restoran di lantai 2. 

Baca juga: Pasar Ikan Sunggingan Boyolali Mangkrak, 2 Kios & 14 Los Terbengkalai, Cuma 1 Pedagang yang Bertahan

Namun, antusiasme masyarakat yang rendah dalam mengonsumsi ikan dinilai menjadi penyebab utama sepinya pasar tersebut.

“Nanti agar disosialisasikan lagi kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan, karena tempatnya juga proper untuk berjualan,” imbuhnya.

Selain itu  branding dari para pedagang juga masih perlu ditingkatkan.

“Karena memang tempatnya juga di pasar, kios-kios di sekitarnya juga ramai, nanti akan kita coba bantu membranding,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved