Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Koperasi Merah Putih

Tiba di Klaten, Kades Hoho Kritik Gerai Simpan Pinjam Koperasi Merah Putih : Mending Buat Usaha Lain

Kades Nyentrik asal Purwasaba, Banjarnegara ini kurang sreg dengan usaha simpan pinjam yang harus ada di Kopdes Merah Putih.

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Putradi Pamungkas

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Bagi Kades Yuni Nugroho, Koperasi Desa (Kopdes) Merah putih sebenarnya sangat membantu dan mempercepat perkembangan desa.

Hanya saja, Kades Nyentrik asal Purwasaba, Banjarnegara ini kurang sreg dengan usaha simpan pinjam yang harus ada di Kopdes Merah Putih.

Sesuai dokumen petunjuk pelaksana menteri koperasi RI nomor 1 tahun 2025 tentang pembentukan koperasi desa/Kelurahan merah putih, ada 7 bidang usaha wajib yang harus dimiliki koperasi merah putih.

Antara lain, Gerai Sembako, Apotek Desa, Klinik Desa, Kantor Koperasi, Gerai Simpan Pinjam, Gerai Gudang dan Logistik dan Kegiatan Usaha lainnya.

Nah, Kades yang viral itu sebenarnya tak minat dengan gerai simpan pinjam.

Pasalnya, yang sudah-sudah itu banyak warga yang memang tak mau balikin kredit yang sudah digunakan.

Disisi lain, pengurus juga tak memungkinkan untuk melakukan tindakan tegas seperti penyitaan dan sebagainya.

"Kalau ga diangsur, gimana coba (cara) nagihnya ke warga," kata Kades Hoho.

KADES NYENTRIK - Kepala Desa (Kades) Purwabasa, Kabupaten Banjarnegara, Yuni Nugroho atau disapa Kades Hoho di acara peresmian Koperasi Desa Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Senin (21/7/2025). Ia mengaku tak minat dengan unit usaha simpan pinjam.
KADES NYENTRIK - Kepala Desa (Kades) Purwabasa, Kabupaten Banjarnegara, Yuni Nugroho atau disapa Kades Hoho di acara peresmian Koperasi Desa Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Senin (21/7/2025). Ia mengaku tak minat dengan unit usaha simpan pinjam. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

Warga yang tidak mengembalikan kredit itu ada beberapa alasan.

Mulai dari memang tak ada yang untuk mengembalikan kreditnya, atau memang warga dengan karakter ngemplang.

Untuk itu, dia lebih memilih mengembangkan usaha lain yang lebih aman dan prospek kedepannya.

"Misal Rp 2 miliar untuk simpan pinjam. Nah gimana kalau tidak diangsur. Gimana coba ? Ya mending buat usaha," ujarnya.

Baca juga: Di Klaten, Kades Hoho Ungkap Tak Minat Kembangkan Simpan Pinjam di Koperasi Desa : Banyak yang Macet

Usaha yang sudah ada dikembangkan dan dikolaborasikan. 

Keuntungan dari usaha ini lah yang akan digunakan untuk kegiatan yang bisa dinikmati masyarakat banyak.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved