Aksi Damkar di Solo
Melihat Teknik Vertical Rescue yang Dilakukan Damkar Solo saat Bantu Pemakaman Warga Berbobot 208 Kg
Proses ini dilakukan karena almarhumah H memiliki berat badan mencapai 208 kilogram.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
Saat itu, H yang tengah terbaring di kamarnya mengeluh sesak napas.
"Jadi sebelumnya kan yang meninggal ini pada hari Selasa (29/7/2025) malam bermula dari permintaan warga untuk evakuasi di daerah Jagalan. Kemudian teman-teman yang bertugas langsung menindaklanjuti, ternyata sampai lokasi ternyata yang butuh bantuan adalah yang obesitas tersebut," ungkap Satria saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Jumat (1/8/2025).

Satria menuturkan bahwa proses evakuasi cukup memakan waktu lama karena kondisi korban berada di lantai dua dan telah terbaring lemas.
"Korban sudah sesak napas dan kemudian dievakuasi untuk dibawa ke Rumah Sakit JIH. Jadi memang kalau evakuasinya sendiri memang cukup lama karena dengan berat 208 kg ini teman-teman berkolaborasi dengan BPBD, Linmas dan warga setempat. Kemudian sudah dibawa sampai di rumah sakit JIH," lanjut dia.
Namun kabar duka didengar oleh petugas Damkar yang mengevakuasi H ke rumah sakit.
Karena sehari setelah mendapatkan perawatan, perempuan tersebut meninggal dunia.
"Terus Rabu sorenya, teman-teman mendapat kabar dari keluarga bahwa yang kemarin dievakuasi meninggal dunia," kata dia.
Satria melanjutkan bahwa pada Kamis (31/7/2025) siang kemarin. tetangga almarhumah menghubungi petugas Damkar untuk meminta bantuan dalam proses pemakaman.
"Kamis siang kita dihubungi warga untuk dimintai bantuan lagi karena warga sekitar tidak kuat baik untuk memindahkan jenazah ke dalam peti dan sekaligus pemakamannya," urai Satria.
Satria kembali mengungkapkan bahwa dalam proses pemakaman petugas dan warga menemukan kesulitan dimana peti jenazah ternyata berukuran cukup besar sekitar 2,5 kali dibanding peti biasanya.
"Waktu di pemakaman memang petugas fokus di penurunan jenazah. Sementara untuk yang membawa jenazah dari rumah duka menuju makam itu dari warga. Pembawaan dari mobil sampai makam itu warga bergotong royong sekitar 8 sampai 12 orang bergantian karena lokasinya tepat di tengah-tengah pemakaman," sebutnya.
Sebelum prosesi pemakaman berlangsung, petugas Damkar juga sempat melakukan pengecekan liang lahat terlebih dahulu untuk menghindari kesalahan ukur dari lubang makam.
"Karena peti ini jumbo dan hampir 3 kali lipat. Kita sempat ukur ulang, ternyata peti tidak bisa masuk. Kemudian diputuskan jenazah dikeluarkan dari peti dan petugas menggunakan tandu yang bentuknya seperti plat tapi lentur untuk menurunkan jenazah ke liang lahat," tutur Satria.
Meski tak mengetahui secara detail, Satria menerangkan bahwa dirinya yang sempat berkomunikasi dengan keluarga almarhumah. Mendiang H memang mengalami obesitas sejak kecil.
Selain itu, mendiang juga diketahui memiliki riwayat penyakit asam lambung.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.