Program Makan Bergizi Gratis di Solo
Jadi Pertanyaan, Program Makan Bergizi Gratis Khusus Difabel di Solo : Sasarannya Sampai Mana?
Mereka mempertanyakan sasaran program ini apakah sudah menyasar para penyandang disabilitas atau belum. Termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB)
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Putradi Pamungkas
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Komite Disabilitas Daerah (KDD) Solo menggelar sarasehan di Sekretariat Bersama, Sabtu (9/8/2025).
Ketua KDD Solo Sri Sudarti mengungkapkan sejumlah isu diperbincangkan dalam acara ini salah satu program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pihaknya mempertanyakan sasaran program ini apakah sudah menyasar para penyandang disabilitas atau belum.
Termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB) dimana siswanya merupakan difabel.
“MBG perlu menjadi catatan. Sasarannya sudah sampai mana. Apakah sudah mencapai SLB dan anak-anak disabilitas,” terangnya.

Ia mengungkapkan sejumlah kategori difabel memerlukan diet tersendiri yang tidak bisa disamakan dengan yang lain.
Seperti penderita autisme yang tidak bisa menerima sejumlah bahan makanan.
“Anak autis butuh menu yang tersendiri. Tidak bisa kita samakan dengan menu yang lain. Mereka rawan dengan gandum, susu, atau apa. Ini apakah sudah ada perhatian dengan pemerintah gizi teman-teman disabilitas,” jelasnya.
Baca juga: Viral Loper Koran Disabilitas Tawarkan Jasa Les Gitar Keliling, Kerap Diremehkan karena Fisiknya
Dalam sarasehan ini pihaknya menjaring aspirasi dari berbagai komunitas difabel di Kota Solo.
Sejumlah aspirasi ditampung untuk dikoordinasikan dengan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait.
“Terdiri dari 13 komunitas dan luar komunitas. Tujuan sarasehan pertama menjaring aspirasi. Kemudian masukan dari teman-teman disabilitas karena mereka kesulitan mengakses ke pemerintahan,” terangnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Solo
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan di Kota Solo sejak Januari 2025.
Program ini merupakan inisiatif nasional yang digagas Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi secara gratis bagi kelompok rentan, termasuk siswa sekolah, ibu hamil, balita, serta santri di pondok pesantren.
Pelaksanaan perdana program ini berlangsung pada Senin (13/1/2025) dengan menyasar 2.787 siswa dari jenjang PAUD hingga SMA.
Menu yang disajikan terdiri dari nasi, ayam goreng, oseng tauge, buah jeruk, dan susu kotak.
Dalam pelaksanaannya, MBG menggandeng dapur penyedia makanan bergizi yang disebut SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi).
Untuk mempercepat penambahan jumlah SPPG, Pemkot Solo membuka peluang kemitraan dengan masyarakat dan pelaku usaha.
Syarat menjadi mitra antara lain harus memiliki dapur mandiri, peralatan memasak, standar kebersihan dan sanitasi yang layak, serta dokumen legalitas usaha seperti NPWP dan izin operasional.
Sistem kemitraan ini menggunakan skema reimburse, di mana mitra menyiapkan makanan terlebih dahulu, kemudian diganti oleh pemerintah setiap pekan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.