Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ilham Oktafian
TRIBUNSOLO. COM, KARANGANYAR - Status lockdown lokal yang diterapkan di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu masih berlangsung.
Bahkan, pasca PDP Covid-19 meninggal, akses pintu masuk tidak hanya dibarikade bambu.
Tetapi sebagian membuat portal permanen lebih kuat untuk memblokade akses masuk bagi para pendatang.
Ketua RT setempat Suratno, menjelaskan jika penutupan akses jalan bertujuan untuk mencegah persebaran virus Corona.
• Peserta Ijtima Gowa Asal Klaten Jalani Tes Swab, 9 Orang Pulang, 2 Orang Dirawat di RSUP Dr Soeradji
• Ambil Rp 90 Juta dari Dana Desa, ODP di Desa Gawanan Colomadu Dipasok Sembako Agar Tak Keluyuran
"Pembuatan portal ini untuk menutup akses jalan bagi para pendatang dari jarak jauh maupun luar kota," ungkap dia, Senin (13/4/2020).
"Tujuannya juga mencegah penyebaran kasus Covid-19," tambah dia.
Bahkan menurut dia, sportal ini juga dibuat untuk mencegah terjadinya pencurian yang tak kalah marak selain virus Corona.
"Juga mencegah pencurian di sekitar sini," ujarnya.
Rencananya di tiap gang di Desa Gawanan akan diberi portal semen yang sudah dibuat bersama-sama oleh warga.
"Rencana nanti tiap gang akan kami buat portal," terang Suratno.
• Foto-foto Gawanan Colomadu Pasca PDP Covid-19 Meninggal, Jalan Ditutup hingga Wilayah Bak Desa Mati
• Dikarantina 14 Hari, Keluarga PDP Asal Gawanan Colomadu Dipasok Sembako Agar Tidak Keluar dari Rumah
Diusulkan Rapid Test
Sebanyak 300 jiwa di ring 1 pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang meninggal dunia di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar diusulkan menjalani rapid test.
Kepala Desa Gawanan, Murdiyanto mengusulkan rapid test kepada Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
"Kalau itu bisa dalam waktu dekat, radius yang terdampak kita lakukan pengecekan," tutur dia kepada TribunSolo.com, Minggu (14/4/2020).
"Paling tidak ya yang satu RW dengan PDP yang meninggal, karena ring 1 dengan PDP, ada sekitar 300 jiwa," akunya menekankan.
Selain itu di wilayahnya ada 2 warga yang kini berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Mereka diketahui sempat mengikuti itjima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, dan pulang ke tempat tinggal tanggal 25 Maret 2020.
Yakni bersamaan dengan pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia pada Minggu (12/4/2020).
Dia menyampaikan mereka telah dicek kesehatannya di puskesmas dan dinyatakan negatif.
• 1 Jemaah Positif Corona,Ternyata Ada 100 Jemaah dari Karanganyar Ikut Ijtima Ulama Zona Asia di Gowa
• Sempat Kejang, Warga Karanganyar Tewas Tergeletak di Tegalharjo, Evakuasi Pakai APD Lengkap
"Pengecekan meliputi suhu badan, nafsu makan, cek darah dan lain sebagainya," kata dia.
Kedua warga tersebut saat ini masih mengkarantina mandiri selama 14 hari di rumah masing-masing.
Adapun, kesehatan mereka terus dipantau petugas kesehatan puskesmas setempat.
Murdiyanto mengaku kedua warga ODP sampai saat ini belum melakukan rapid test terhitung sejak kepulangan mereka dari Ijtima Ulama Dunia Zona Asia 2020.
"Untuk rapid test belum ada, harapannya ada, sehingga tidak nunggu terlalu lama," ujarnya. (*)