"Empat pekerja di antarannya merupakan warga satu desa saya," terang dia.
Rasa kerja kerasnya dia tempa sejak lulus SMK dan kerja di Astra.
"Lalu saya berhenti dan mencoba menjadi sales Yakult," ucap Yompie.
Dalam pekerjaan sebagai sales produk minuman, dia sempat dipindah ke Jogja.
"Saya awal jadi sales ditempatkan di Klaten, namun dipindah ke Jogja selama 6 tahun," tutur Yompie.
Setelah 6 tahun berlalu, ia banting setir bergelut usaha di bidang konvenksi di tahun 2011.
• Sejak Kena PHK, Dul Rohmat Tak Mampu Bayar Kos, Gadai HP Jadi Pilihan
• Jadi Korban PHK, 1,7 Juta Buruh di Indonesia akan Terima Kartu Prakerja
"Saat itu, saya menjalankan usaha dengan modal nekat," aku Pompie.
Pada saat itu, usaha konveksi Pompie saat itu merupakan konveksi supplier.
Namun usaha konveksi supplier miliknya tak bertahan lama.
"Kami sempat usaha konveksi supplier, namun tak bertahan lama, karena keuntungan saat itu sangat sedikit," tutur dia.
Setelah Yompie memutuskan untuk tidak menjadi konveksi supplier lagi, ia memulai usaha konveksi dengan membuat merek sendiri.
"Usaha ini bertahan hingga saat ini," papar dia mengakhiri cerita. (*)