Nasib berbeda harus dialami Darusalam di tengah pembebasan lahan proyek Tol Solo-Jogja.
Sosok yang sehari-hari jadi buruh tani itu diperkirakan hanya dapat ganti rugi Rp 600 ribu saja, karena lahan miliknya yang terdampak proyek Tol Trans Jawa hanya 1 meter.
Lahannya yang terdampak yakni di pekarangan samping rumah miliknya di Dukuh Purwogondo RT 001 RW 011, Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
Dengan itu, maka dia dipastikan yang paling kecil dan paling sedikit mendapatkan ganti rugi dari pemerintah pusat tersebut.
Meski tanahnya yang miliki hanya terdampak satu meter, Darusalam mengaku ikhlas dan mendukung pembangunan proyek tol yang melintasi halaman samping rumahnya.
"Iya, tanah saya kena hanya satu meter, saya sudah diberitahu oleh pemerintah desa beberapa waktu lalu," jelasnya kepada TribunSolo.com, Rabu (25/11/2020).
"Katanya dari pantauan satelit pekarangan rumah saya kena tol," ujarnya menekankan.
Oleh karena itu, dirinya tetap memastikan masih bisa tinggal di rumah meski nantinya akan berdampingan dengan Tol Solo-Jogja.
"Itu kan tanah saya kena patok merah atau sayap jalan, jadi saya masih bisa tinggal, meski nanti akan mendengar mobil lalu-lalang setiap waktu," paparnya.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani ini, menambahkan, uang ganti rugi dari tanah miliknya yang terdampak tol Solo-Jogja seluas semeter itu akan ia simpan untuk tabungan.
"Nanti kalau sudah cair, uangnya disimpan dulu buat tabungan," imbuhnya.
Selain dirinya, ada seratusan bidang tanah di Desa Sidoharjo akan mendapatkan ganti rugi untuk proyek jalan Tol Solo-Jogja.
Harga Selisih Rp 200 Ribu Per Meter
Kepala desa (Kades) Sidoharjo, Tri Manto mengatakan jika di desa yang ia pimpin terdapat sekitar 100 bidang tanah milik dari 84 warga desa.
Bidang tanah tersebut tersebar dalam berbagai aset di atasnya, mulai dari sawah hingga rumah.