Berita Solo Terbaru

Sedihnya Momen Hari Buruh 1 Mei, Ternyata Masih Banyak Buruh di Solo Dibayar Rendah, di Bawah UMK

Penulis: Azfar Muhammad
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi demo buruh.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di tengah momen Hari Buruh 1 Mei, ternyata terungkap masih banyak pekerja di Kota Solo dibayar di bawah UMK.

Wakil Ketua DPRD Solo dari Fraksi PKS, Sugeng Riyanto mengungkapkan, masih banyaknya pekerja yang dibayar namun di bawah UMK.

Adapun UMK di Solo pada 2021 yakni Rp 2.013.810 atau naik sebesar 2,94 persen.

“Masih ada yang belum sesuai UMR atau masih di bawah UMK dan jumlahnya tidak sedikit,” ujar Sugeng kepada TribunSolo.com, Sabtu, (1/5/2021).

Baca juga: PAN Dinilai Harap-harap Cemas Adanya Partai Ummat, Warga Muhammadiyah Bisa Saja Beralih ke Lain Hati

Baca juga: Bupati Karanganyar Juliyatmono Kritik Sebutan Nama Buruh : Kurang Memanusiakan, Sopan Itu Karyawan

Adapun hal itu didapatkannya berdasarkan pengamatan di lapangan dan data dari aduan buruh yang masuk kepadanya.

Hal itu lanjut dia, karena kondisi situasional dan kemampuan perusahaan dalam memberikan gaji atau upah tersebut.

“Ada beberapa perusahaan yang belum mampu memberikan gaji kepada pekerja dan belum memungkinkan untuk mebayar sesuai UMK,” ujarnya.

Mengingat di Solo menurut dia, banyak usaha yang bisa merektut dan bisa memperkerjaan tapi untuk bayaran masih seadanya.

“Itu rata rata kategori perusahaan rumahan atau perusahaan yang masih kecil bukan yang jumlah besar seperti industri,” katanya.

Ia juga sampaikan tak dipungkiri situasi pandemi Covid-19 masih berdampak ke beberapa perusahaan di kota Solo.

Sehingga gaji yang didapat belum sesuai dengan gaji atau nominal UMK bahkan banyak yang gulung tikar.

“Untuk data kongkrit berapa persen atau jumlah pastinya bisa dirunut ke teman asosiasi buruh atau dinas terkait,” paparnya.

Bisa Mengadu ke DPRD

Ia menghimbau kepada kawan kawan buruh yang paham betul poin-poin apa yang diperjuangkan bisa mengadukan ke pihak DPRD.

“Bisa ke kami (DPRD) atau ke Dinas terkait, silahkan diadukan dengan tertib,” tambahnya.

Meskipun demikian ia sampaikan pihak DPRD selalu siap menampung menerima masukan, aspirasi maupun keluhan dari para buruh.

“Biasanya DPRD biasanya menampung asprisasi aduan dan lebih pasif berupa menerima aduan atau aspirasi,” paparnya.

“Namun saat ini memang belum ada inisiasi lebih antara dprd atau pelaku buruh, dinas terkait,” ujarnya.

Kedepan, DPRD mengaku akan berkoordinasi dengan pihak Pemkot untuk mensupport para buruh.

“Nanti kami akan mencoba memberikan stimulan dan kebijakan untuk sejahterakan para buruh,” ungkapnya.

“Semoga kesejahteraan dan keadilan bisa terwujud di kota Solo,” harap dia.

THR Masih Abu-abu

Nasib tunjangan hari raya (THR) Lebaran sejumlah buruh di Solo masih abu-abu.

Pasalnya, perusahaan mereka bekerja masih libur sehingga belum ada pembicaraan yang terjalin.

Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Solo, Wahyu Rahadi mengungkapkan nasib THR puluhan anggotanya masih terkatung-katung.

"Kalau di anggota kami hanya ada satu perusahaan. Perusahaannya tidak terlalu besar. Kurang lebih ada 90 orang yang terdampak," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Jumat (30/4/2021).

"Kami masih minta adanya negosiasi untuk membicarakan dengan perushaan agar ada kebijakan atau apapun untuk menjaga kelangsungan mereka," tambahnya.

Baca juga: Buruh dari KSPSI Pastikan 1 Mei Tak Lumpuhkan Jalanan di Solo, Tapi Ingatkan Ini ke Wali Kota Gibran

Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Buruh 1 Mei atau May Day, Berisi Kalimat Penyemangat, Cocok Buat Status WA

Selain ada nasib buruh yang terkatung-katung, Wahyu mengungkapkan ada perusahaan yang tidak bisa membayarkan THR secara penuh.

Itu disebabkan perusahaan terdampak pandemi Covid-19. Mereka hanya bisa membayarkan 50 persen THR.

"Salah satu perusahaan di sektor retail," ucapnya.

Wahyu tetap berharap perusahaan bisa membayarkan THR secara penuh kepada para buruh.

"Harapannya full. Tidak ada potongan," ujarnya.

Ingatkan Gibran

Para buruh dari serikat Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kota Solo tidak akan turun ke jalan saat peringatan Hari Buruh atau May Day, Sabtu (1/4/2021).

Ketua KSPSI Solo, Wahyu Rahadi mengatakan itu sesuai dengan arahan pengurus pusat.

"Anjuran dari DPP KSPSI Pusat tidak dianjurkan turun ke jalan, mengerahkan massa atau kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan orang," kata dia kepada TribunSolo.com, Jumat (30/4/2021).

Wahyu menuturkan anjuran tersebut disampaikan menyusul pandemi Covid-19 masih belum usai.

Bila menilik data Covid-19 Solo, total kasus pasien positif Covid-19 sebanyak 10.488 per 29 April 2021. Ada peningkatan 26 kasus dibading hari sebelumnya.

Baca juga: 50 Ucapan Selamat Hari Buruh 1 Mei atau May Day, Berisi Kalimat Penyemangat, Cocok Buat Status WA

Baca juga: Jelang May Day 2021, SPSI Klaten Ungkap Tak Ada Buruh Turun Demo, tapi Pengobatan Gratis Tetap Jalan

Rinciannya, 9.711 pulang/sembuh, 198 isolasi mandiri, 62 perawatan, dan 517 meninggal dunia.

"(Anjuran tidak turun ke jalan) karena masih pandemi Covid-19, kami menghargai anjuran pemerintah untuk menahan diri dulu," tuturnya.

Meski tidak bisa turun ke jalan, Wahyu berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membuka pintu untuk audiensi dengan perwakilan serikat buruh.

Apalagi, Gibran memiliki latar belakang pengusaha yang diharapkan paham terkait kondisi dunia usaha dan perburuhan, khususnya di Kota Solo.

"Gibran (berharap bisa) bertemu dengan para stake holder buruh kemudian berbicara dengan beliau mendengar keluh kesah," ucap dia.

"Bertemu menyampaikan kondisi perburuhan di Kota Solo sehingga ada keberimbangan wacana," tambahnya.

Apalagi, masih ada segelintir pekerjaan rumah yang harus diperhatikan Gibran saat menjabat.

Upah menjadi satu diantaranya.

"Kemudian soal kesejahteraan buruh non formal di lapangan, bagaimana kesejahteraan teman-teman Pak Ogah (pengatur lalu lintas) di jalanan," ucap Wahyu.

"Di Semarang sudah ada paguyuban Pak Ogah, mau tidak mau kalau dilihat Pak Ogah sudah menjadi sebuah profesi penting," imbuhnya.

Baca juga: Parkir di Solo Viral Lagi, Wanita Ini Blak-blakan : Jukir Bilang Zaman Ini Mana Ada Parkir Rp 2 Ribu

Baca juga: Ditanya Berpeluang Hadapi Anies Baswedan di Pilpres 2024, Gibran : Gak, Siapa yang Mau Maju?

Gibran Soal Buruh

Pembubaran kerumunan bakal dilakukan apabila ada massa yang memperingati May Day atau Hari Buruh, Sabtu (1/5/2021).

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka seusai menghadiri acara penyerahan bantuan pot dari Rotary Solo. 

"Tidak ada demo. Bila ada nanti dibubarkan, itu kalau tidak ada izinnya," kata Gibran, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Nasib THR Lebaran Tak Jelas, Buruh PT Delta 5 Sukoharjo Bakal Bertemu Manajemen, Tuntut Kejelasan

Baca juga: Kerja Lembur, Buruh Pabrik di Polokarto Sukoharjo Lemas, Motor & Helmnya Hilang Padahal Mau Lebaran

Apalagi, pandemi Covid-19 belum selesai dan masih ada tambahan kasus beberapa hari terakhir. 

Gibran memastikan Solo dalam kondisi aman saat peringatan Hari Buruh yang jatuh esok hari. 

"Tidak ada demo, Solo adem - adem saja," ucap dia.

"Aman-aman saja," imbuhnya. 

Baca juga: Buruh di Solo Tak Ingin THR Dicicil: Itu Harapan Kami, Sebagian Buat Bayar Utang

Gibran berharap para pengusaha Solo memenuhi hak-hak buruh, termasuk pemberian tunjangan hari raya (THR) Idul Fitri.

"InsyaAllah tertib pengusahanya," kata dia. 

"Bila ada masalah THR dari dinas sudah buka kanal aduan bila ada perusahaan yang tidak mau bayar THR," tambahnya.  (*)

Berita Terkini