Berita Karanganyar Terbaru

Jangan Ngeyel! Bupati Karanganyar Larang Open House saat Lebaran, Tapi Boleh Sholat Ied di Lapangan

Penulis: Muhammad Irfan Al Amin
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Karanganyar, Juliyatmono.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Bupati Juliyatmono melarang warganya mengadakan open house selama Lebaran.

Hal itu dilakukan demi mencegah tersebarnya virus Covid-19 yang masih mencekam.

"Untuk silaturahmi silakan di rumah masing-masing dengan keluarga inti, karena sekarang mudik dilarang," katanya kepada TribunSolo.com, pada Senin (3/5/2021).

Sehingga diharapkan para warga sesudah melaksanakan Shalat Ied bisa langsung kembali ke rumah tanpa mampir ke tempat atau rumah yang lainnya.

"Tidak usah ke sana kemari, cukup di rumah saja, esensi silaturahmi juga masih dapat," ujarnya.

"Kita sudah ada teknologi, jadi hubungan keluarga masih bisa tersambung," imbuhnya.

Baca juga: Pelaku Balap Liar di Tawangmangu Karanganyar Kabur, Motornya Ditinggal, Kini Diamankan Polisi

Baca juga: Bupati Karanganyar Izinkan Shalat Ied di Lapangan Terbuka, Begini 4 Syarat yang Harus Penuhi

Izinkan Sholat di Lapangan

Bupati Karanganyar Juliyatmono mengizinkan umat muslim melaksanakan shalat Ied berjamaah di lapangan terbuka.

Akan tetapi perizinan ini disertai dengan 4 syarat yang ketat yang harus dipatuhi oleh setiap warganya.

Pertama, harus ada panitia penanggung jawab yang ada di lapangan.

Kedua, jumlah jamaah tidak boleh lebih dari 50 persen atau separuh kapasitas lapangan.

Ketiga, jamaah harus dipastikan dalam kondisi sehat.

Baca juga: Meski Bawa Surat Sehat, Pemudik Nekat Pulang ke Sragen Tak Bisa Lega, Tetap Wajib Swab Test Ulang

Baca juga: Ingat Telaga Madirda Karanganyar? Ini Potret Terkini, Dulu Sempat Jadi Lokasi Karantina Pemudik

Keempat, harus selalu taat protokol kesehatan dari berangkat hingga pulang shalat.

"Untuk yang sedang sakit, lebih baik di rumah saja dulu, tidak usah kegiatan apapun, istirahat," katanya kepada TribunSolo.com, pada Senin (3/5/2021).

Dirinya juga mengimbau warganya untuk bisa mengukur kemampuan diri dan tidak usah memaksakan bilamana dirasa dalam kondisi tidak fit atau sedang sakit.

"Ini bukan melarang atau mempersulit, tetapi untuk memupuk empati menjaga warga dari virus Covid-19 yang kembali mengkhawatirkan," tegasnya.

Meski mengizinkan untuk perayaan shalat Ied berjamaah, Juliyatmono melarang adanya pelaksanaan takbir keliling.

"Takbiran di rumah masing-masing, jangan keliling, cukup lantunkan asma Allah dari rumah atau hati juga sudah cukup," imbaunya.

Karantina Tahun Kemarin

Ide menggunakan bumi perkemahan sebagai area karantina bagi pemudik di Desa Berjo,Kecamatan Ngargoyoso ternyata bukan yang pertama kali. 

Tahun sebelumnya, pada lebaran tahun 2020 saat pandemi Covid 19 sedang bermula, Pemdes Berjo telah membuat area karantina di sekitar Telaga Madirda. 

Menurut Direktur Bumdes Berjo, Eko Kamsono, selaku pengelola dari Telaga Madirda, pada tahun kemarin setidaknya ada 8 pemudik yang dikarantina di Telaga Madirda. 

"Tahun kemarin kami karantina sekitar 14 hari atau dua minggu di Telaga Madirda," katanya pada Minggu (2/5/2021).

Kini area karantina tersebut telah menjadi tempat wisata. 

Baca juga: Sensasi Karantina Pemudik Ala Desa Berjo, Pakai Tenda Kemah, Bisa Lihat Panorama Gunung Lawu

Baca juga: Ini Fasilitas Lokasi Karantina Pemudik di Berjo Karanganyar : Tenda Hanya Boleh Diisi 2 Orang

Bahkan area yang sebelumnya sepi dan juga menjadi lahan pertanian itu kini sudah dilengkapi dengan berbagai macam wahana permainan. 

"Pasca digunakan karantina untuk pemudik di musim Covid 19, kami bergegas melakukan perubahan agar menjadi area wisata yang memiliki nilai ekonomi," ujarnya. 

"Tepatnya pada Juni 2020, dan ini kami hampir menuju setahun," imbuhnya. 

Saat ini area karantina dipindahkan ke Bumi Perkemahan Al Amin yang berjarak 2 kilometer dari Telaga Madirda.

"Sudah kami pindahkan ke Dusun Tambak di bumi perkemahan milik Ponpes Al Amin yang kami sewa," tuturnya. 

Karantina Pemudik Pakai Tenda

Sebelumnya, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar menyiapkan lokasi karantina pemudik di alam terbuka.

Pemerintah desa setempat membangun sejumlah tenda untuk karantina.

Tenda -tenda itu ada di bumi perkemahan Al Amin, dusun Tambak, desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso.

Baca juga: Nekat Mudik ke Sragen? Warga Masaran Bisa Dijebloskan Jalani Karantina di Rumah yang Dikenal Angker

Baca juga: Sikapi Larangan Mudik dari 22 April - 24 Mei 2021, Pemkab Sukoharjo Siapkan Banyak Lokasi Karantina

Hal itu dilakukan guna mencegah penularan Covid-19 yang dikhawatirkan merebak akibat kedatangan para pemudik.

Menurut Direktur Bumdes Berjo, Eko Kamsono, karantina di alam terbuka merupakan ide bersama yang diharapkan dapat memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Kami harap para pemudik bisa mengisolasi diri terlebih dahulu, dan memastikan bahwa diri mereka steril selama 10 hari di tenda," katanya pada Minggu (2/5/2021).

Eko menjamin bahwa fasilitas tenda yang diberikan merupakan yang terbaik dan aman untuk dihuni.

Baca juga: Nekat Mudik ke Klaten, Perantau Wajib Karantina Mandiri 5 Hari: Biaya Ditanggung Sendiri

"Kami jamin keamanan dan kenyamanan selama karantina, makan kami tanggung, kalau banjir kami siapkan terpal tambahan," ujarnya.

"Bila tendanya rusak atau bocor, kami siapkan cadangan," ungkapnya.

Nantinya para pemudik akan didata oleh pihak RT yang kemudian diarahkan untuk menghuni tenda karantina.

"Sudah kami sosialisasikan sebelumnya, dan hingga kini masih belum ada laporan pemudik yang datang," jelasnya.

Siapkan 8 Pos Penyekatan

Menjelang pelaksanaan penyekatan arus mudik yang berlangsung pada 6-17 Mei 2021, Polres Karanganyar telah menyiapkan 8 titik pos penjagaan. 

Dari 8 titik yang disiapkan, yang paling utama ada di pos jaga Cemoro Kandang.

Menurut Kabag Ops Polres Karanganyar, Kompol Budiarto, bahwa pos Cemoro Kandang menjadi paling utama karena yang langsung berbatasan dengan provinsi Jawa Timur. 

"Kalau di pintu tol, kendaraan yang lewat pasti sudah melalui berbagai macam pos penjagaan," katanya pada Minggu (2/5/2021).

Baca juga: Tiba di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, 147 Pemudik dari Jabodetabek Jalani Tes Rapid Antigen

Baca juga: Mudik Pakai Bajaj, Sekeluarga Asal Banyumas Terjaring Operasi Penyekatan di Bekasi

Dirinya menyebut bahwa di pintu tol sebelum masuk Karanganyar sudah banyak terjadi pemeriksaan.

"Seperti kalau dari arah Jawa Timur sudah ada Polres Sragen, kemudian di pintu tol penjagaan dikabarkan juga sudah mulai ditutup," terangnya.

"Sehingga yang masuk Karanganyar sudah melewati sekian screening, tapi kalau ketahuan ada yang dari luar daerah tetap kita suruh putar balik" ungkapnya. 

Hal itu tentu berbeda dengan yang terjadi Cemoro Kandang yang merupakan jalur langsung antar provinsi. 

"Meski itu bukan jalur utama, namun itu tetap kita jaga," ujarnya. 

Baca juga: Tak Berkutik, Tiga Pemudik Ini Lemas Dicek Pakai GeNose Hasilnya Reaktif di Terminal Tirtonadi Solo

"Yang lewat situ biasanya masyarakat sekitar, sehingga yang melanggar aturan mudik saya kira juga tidak akan banyak, masih wilayah pelat AD sama AE" ungkapnya. 

Adapun pos lainnya ada di pos pelayanan Tawangmangu dan Karangpandan, yang pusatnya berada di pos pelayanan terpadu alun-alun.

Kemudian empat diantaranya berada di pintu gerbang exit tol. 

"Pintu Tol Klodran, Ngasem, Kebakkramat dan Gondangrejo," kata dia. (*)

Berita Terkini