Varian tersebut merupakan 3 persen dari semua sampel yang dikirimkan oleh India dalam 60 hari terakhir ke GISAID yang berbasis di Munich, yang mengelola database global genom virus corona baru.
India sejauh ini mengirimkan sampel Kappa terbanyak ke GISAID, di bawah negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, dan lainnya.
Lambda
Varian virus corona Lambda (C.37) pertama kali diidentifikasi di Peru pada Agustus 2020 oleh Public Health England (PHE).
Meskipun belum ada kasus Lambda yang ditemukan di India, para ahli khawatir bahwa membuka perjalanan internasional dapat membawa varian tersebut ke negara tersebut.
Dalam laporannya 25 Juni, PHE memperingatkan bahwa Lambda memiliki potensi peningkatan penularan dan juga mungkin telah meningkatkan resistensi terhadap antibodi.
Varian tersebut termasuk dalam garis keturunan B.1.1.1 dan sejauh ini telah menyebar ke sebanyak 29 negara, sebagian besar di Amerika Latin.
Sementara itu, efektivitas vaksin yang sudah ada belum diujicobakan pada dua varian baru tersebut.
Para peneliti sedang melakukan pengurutan genom dari varian yang muncul untuk memahami gejala dan tingkat keparahannya.
Delta Masih Menjadi Varian yang Umum di India
Menurut database yang dikelola oleh outbreak.info, dari total empat VOC (Variants of Concern) yang ditunjuk WHO, tiga telah terdeteksi dalam sampel yang diisolasi di India.
Yang paling umum adalah varian Delta, atau B.1.617.2, yang menyumbang 31 persen dari semua sampel yang dibagikan oleh negara dengan GISAID.
Yang paling umum kedua adalah Kappa, yang merupakan 16 persen dari sampel yang dikirimkan.
Kemudian ada varian Alpha, dengan 13 persen dari total sampel terkait dengan varian ini.
Varian Beta, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada Mei tahun lalu, hanya menyumbang 1 persen dari sampel dari India sementara Gamma, VoC keempat dan terakhir yang ditunjuk WHO, belum terdeteksi di India.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: Kappa dan Lambda, Varian Baru Virus Corona yang Dikhawatirkan Ilmuwan di Samping Varian Delta