Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sempat terjadi ledakan pada Juli lalu, kini kasus Covid-19 di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami penurunan.
Plt Camat Sukoharjo Sumarno mengatakan, kasus aktif di Kecamatan Sukoharjo saat ini di bawah angka 40 orang.
Jika dibandingakan dengan ledakan kasus pada bulan Juli 2021 lalu, penurunan kasus mencapai sekitar 60 persen.
"Ini perkembangan yang luar biasa, tapi protokol kesehatan tetap harus dilakukan," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu (4/9/2021).
Baca juga: Bikin Resah, Puluhan Konvoi Kendaraan Knalpot Brong, Diamankan Polisi: Puluhan Motor Disita
Baca juga: Baru Simulasi, Wisata di Klaten Masih Ditutup ! Begini Alasan Bupati Klaten Sri Mulyani
Selain angka kasus baru yang menurun, angka kematian covid-19 di Kecamatan Sukoharjo juga sudah melandai.
Menurunnya kasus Covid-19 ini juga terjadi di Kecamatan lainnya.
Hal ini membuat PPKM di Kabupaten Sukoharjo turun ke level 3.
Meski sudah turun, Satgas ditiap Kecamatan tetap menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat.
Kapolsek Sukoharjo AKP Marlin mengatakan, pembagian sembako dilakukan secara door to door.
"Dalam dua bulan terakhir ini, tercatat sebanyak 364 paket sembako yang telah didistribusikan kepada warga yang terdampak," ucapnya.
Polwan cantik tersebut mengaku cukup sulit mengendarai sepeda motor dengan membawa bronjong.
Apalagi saat melalui gang yang sempit, motor bisa masuk, namun bronjong bisa jadi nyangkut jika tidak hati-hati.
"Kegiatan sosial seperti ini rutin kami laksanakan, sehari ada sekitar 36 paket yang kita salurkan," ujarnya.
Baca juga: Cerita Kelam Nabil Fekir Gagal ke Liverpool, Sampai Nekat Temui Sendiri Jurgen Klopp
Baca juga: Gunakan Knalpot Brong ke Tawangmangu, Puluhan Kendaraan Ditilang: Mencolok Langgar Lalu Lintas
Danramil Sukoharjo Kapten Inf Kurniawan Jayadi, menambahkan ada 14 motor milik Polsek Sukoharjo dan 8 motor milik Koramil Sukoharjo yang digunakan untuk pendistribusian bantuan.
"Motor ini kita beri bronjong agar bisa menjangkau rumah yang jalannya tidak bisa diakses dengan menggunakan mobil," ujarnya.
Dia berharap bantuan sembako ini dapat meringankan beban masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Imbauan Bupati
Instruksi Bupati (Inbup) Sukoharjo Nomor 11 Tahun 2021 tentang PPKM Level 3 Sukoharjo sudah terbit.
Dalam Inbup tersebut, Bupati Sukoharjo Etik Suryani melonggarkan kegiatan belajar mengajar (KBM).
Ya, KBM di Sukoharjo selama ini digelar dengan cara daring atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Baca juga: Manfaat Wedang Uwuh untuk Meredakan Asam Urat Hingga Rematik, Berikut Sejumlah Kandungannya
Baca juga: PPKM Boyolali Sudah Turun Jadi Level 3, Tapi Tak Seluruh Sekolah Bisa Tatap Muka, Begini Alasannya
Namun seiring turunnya level PPKM di Sukoharjo, pembelajaran tatap muka (PTM) diizinkan digelar secara terbatas.
"Sekolah negeri yang menggelar PTM terbatas, diikuti maksimal 50 persen dari total kapasitas kelas," kata Bupati dalam Inbup tersebut.
Selain itu, tempat ibadah kembali dibuka, dengan kapasitas maksimal 50 persen, dan menetapkan protokol kesehatan.
Baca juga: Jawab Kesiapan Sekolah Tatap Muka saat PPKM Level 3, SMP N 1 Boyolali: Selalu Siap
Waktu makan di warung makan, diperpanjang menjadi 30 menit. Dan wajib menerapkan protokol kesehatan.
Untuk pertokoan, kuliner, dan jenis usaha lainnya dibatasi beroperasi hingga pukul 21.00 WIB.
Jam operasional untuk mal mulai pukul 10.00 - 20.00 WIB.
"Anak-anak usia dibawah 12 tahun, lansia diatas 70 tahun dilarang masuk pusat perbelanjaan dahulu," ujarnya.
Saat masuk mal, wajib untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk melakukan skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai pusat perbelanjaan.
Kendati demikian, bioskop, tempat bermain anak, dan tempat hiburan di dalam mal masih ditutup.
Rencana 13 September
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sukoharjo bersiap menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
PTM mulai disiapkan seiring turunnya level PPKM di Sukoharjo dari level 4 ke level 3.
Kepala Disdikbud Sukoharjo, Darno mengatakan, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Kabar Gembira : Siswa di Klaten Segera Uji Coba Belajar Tatap Muka di Sekolah, Tapi Secara Terbatas
Baca juga: PPKM Boyolali Sudah Turun Jadi Level 3, Tapi Tak Seluruh Sekolah Bisa Tatap Muka, Begini Alasannya
"Wilayah di Solo Raya sudah bersiap menggelar PTM secara terbatas. Mungkin di Sukoharjo akan dilaksanakan pada tanggal 13 September nanti," katanya, Selasa (31/8/2021).
Kendati demikian, Darno menjelaskan rencana tersebut masih bisa berubah sewaktu-waktu.
Pasalnya, rencana PTM ini masih terus akan dikoordinasikan dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Sukoharjo.
Baca juga: Meski Guru Sudah Disuntik Vaksin, Dinas Pendidikan Sukoharjo Ogah Buru-buru Buka Sekolah Tatap Muka
"PTM secara terbatas ini masih rencana awal, bisa berubah," ujarnya.
Darno menuturkan, pihaknya telah melakukan simulasi PTM di 14 SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo.
Sehingga jika PTM jadi dilaksanakan, 14 SMP tersebut bisa langsung menggelar PTM secara terbatas.
"Untuk SMP yang belum pernah menggelar PTM, akan dilakukan simulasi terlebih dahulu," ujarnya.
"Namun tetap harus atas persetujuan orang tua," imbuhnya.
Pada prinsipnya, PTM secara terbatas ini tidak diikuti seluruh siswa.
Disdikbud hanya membuka sejumlah kelas, dengan siswa yang mengikuti PTM dengan jumlah yang terbatas.
Bupati Sebut Paling Akhir
Bupati Sukoharjo Etik Suryani tidak menyarankan sekolah tatap muka di Sukoharjo dilakukan secara terburu-buru.
Dia mengatakan, Sukoharjo bisa menjadi Kabupaten yang paling terakhir menerapkan sekolah tatap muka.
Menurutnya, ia masih harus mempertimbangkan karena menyangkut nyawa anak sekolah.
Baca juga: Bocoran Sekolah Tatap Muka di Solo, Gibran : Anak-anak Sudah Siap, Tapi Tunggu Intruksi Pusat
Baca juga: Cerita Sumarjo Penjual Telur Gulung di Manahan : Pandemi, Beli Kuota Buat Sekolah Anak Pun Berat
"Kita tidak mau terburu-buru, masih ada yang harus dipersiapkan untuk bisa digelar sekolah tatap muka," kata Etik Suryani saat jumpa pers di Markas Grup 2 Kopassus Kartasura Sukoharjo pada Senin (30/8/2021).
"PTM lalu kan kita paling akhir, jadi tidak apa-apa paling akhir karena ini menyangkut nyawa anak sekolah juga," sambungnya.
Solo Tunggu Instruksi Pusat
Wali Kota Gibran Rakabuming Raka membocorkan jika Kota Solo sudah sangat siap melaksanakan sekolah tatap muka.
"Saya sudah konsulkan ke Gubernur Jawa Tengah, Menko, Menkes dan pimpinan lainnya bahwa Solo Raya memang level 4 tapi Kota Solo sendiri tidak," kata dia saat vaksinasi siswa di RSUD Bung Karno Solo, Sabtu (28/8/2021).
"Jadi kalau untuk tatap muka anak-anak sudah siap," jelas dia menekankan.
Gibran menjelaskan memang Solo sudah siap menerapkan sekolah tatap muka, namun untuk dilaksanakan tanggal 30 Agustus tetap harus mengikuti instruksi dari pusat.
Baca juga: Masih Abu-abu, Kapan Pembelajaran Tatap Muka di Klaten Bakal Dimulai, Meski Kasus Covid-19 Melandai
Baca juga: Puluhan Eks Napiter Jalani Vaksinasi Covid-19 di Solo, Penyuntikan Dipantau Langsung Kepala BNPT
Terkait pemerataan vaksin di Kota Solo untuk anak sekolah, Gibran mengaku akan merampungkan 73.000 siswa yang belum tervaksin dalam sebulan.
Bahkan Gibran mengaku akan mengosongkan sekolah-sekolah yang masih dibuat tempat isolali untuk penyintas Covid-19 Di Solo.
"Kita targetkan 73.000 siswa yang belum divaksin selesai dalam waktu kurang dari sebulan," terangnya.
"Sekolah siap untuk digunakan tatap muka kembali," jelas dia.
Awasi Ketat yang Tidak Taat
Mobil Wali Kota Solo yang sebelumnya menginap di depan gedung SMK Batik 2 Surakarta kini sudah kembali ke balai kota.
Sebelumnya sekolah swasta tersebut berniat melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) dan surat edarannya sudah tersebar ke orang tua.
Namun hal itu urung dilakukan karena sudah terlanjur kena tegur Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Baca juga: Setelah Parkir di SMK Batik 2 Solo, Gibran Sebut Akan Pindah Mobilnya Parkir di Tempat Lain, Kemana?
Baca juga: Alasan Gibran Ogah Ambil Mobil Dinasnya yang Diparkir di SMK Batik 2 Solo, Meski Sudah Minta Maaf
Meski permasalahan ini telah selesai, namun Gibran tetap memantau sekolah-sekolah yang tetap nekat membuka pembelajaran tatap muka.
"Kemarin ditemukan lagi ada sebuah sekolah yang nekat buka, untung hasil swab guru dan muridnya semuanya negatif," katanya pada Rabu (25/8/2021).
Dirinya memerintahkan Dinas Pendidikan Kota Solo untuk melakukan pengecekan ke beberapa sekolah yang masih nekat melakukan PTM.
Baca juga: Duel di Jalanan Solo, Dua Pria Baku Hantam & Terluka karena Pisau, Gara-gara Rebutan Lahan Parkir
"Dinas Pendidikan masih melakukan pengecekan ke beberapa sekolah," tuturnya.
Sebelumnya Gibran mengungkapkan, bahwa pembelajaran tatap muka akan digelar bila pelajar secara keseluruhan siswa sudah mendapatkan suntik vaksin.
"Itu tanggung jawab saya untuk mengejar capaian vaksinasi bagi para pelajar," jelasnya.
Dari data capaian vaksinasi Surakarta.go.id, tercatat setidaknya ada 3.628 remaja yang telah mendapat dosis pertama dan 2.277 di dosis kedua.
Sebelumnya, Mobil dinas Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang diparkir di depan SMK Batik 2 Surakarta kini akan berpindah.
Hal itu diungkapkan oleh Gibran yang menyatakan tidak akan mengambil mobilnya namun akan memindahkan ke tempat lainnya.
"Ketokke ga diambil (sepertinya tidak saya ambil), cuma tak pindah," katanya pada Selasa (24/8/2021).
Baca juga: Alasan Gibran Ogah Ambil Mobil Dinasnya yang Diparkir di SMK Batik 2 Solo, Meski Sudah Minta Maaf
Baca juga: Gaya Nyentrik Mobil Dinas Gibran : Kini Diberi Stiker Besar Gambar Tengkorak, Ternyata Ini Artinya
Dirinya menjelaskan, mobil dinasnya tidak jadi diambil, karena ada masih ada sekolah lain yang melanggar.
"Mau pindah kemana? lah wong isih ono sing ngeyel (masih ada yang membandel)," ujarnya.
Dalam pantauan TribunSolo.com, ada sebuah sekolah yang nekat menggelar pembelajaran tatap muka di masa PPKM Level 4.
Sekolah tersebut adalah SMP Al Irsyad, di Kelurahan Kedung Lumbu, Kecamatan Pasar Kliwon.
Di sekolah tersebut ada 50 siswa yang masuk dan semuanya di swab dengan menggunakan antigen.
Dikritik Anggota DPRD Solo
Wakil Ketua DPRD Solo, Sugeng Riyanto buka suara soal aksi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memarkirkan mobil dinas (Mobdin) di beberapa wilayah di Solo.
Aksi terakhir di SMK Batik 2 Solo beberapa waktu terakhir ini.
Sugeng meningatkan pada Gibran, bahwa aksi tersebut bisa ditiru oleh rakyatnya.
"Semisal ada rakyat yang protes dengan kebijakan wali kota dan mereka ramai-ramai parkir depan balai kota atau Loji Gandrung, apakah pak Wali Kota mau?," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Alasan Gibran Ogah Ambil Mobil Dinasnya yang Diparkir di SMK Batik 2 Solo, Meski Sudah Minta Maaf
Baca juga: Kalimat Marahnya Gibran ke SMK Batik 2 Solo : Mau Gelar Sekolah Tatap Muka Tapi Belum Izin
"Saya kembalikan ke Pak Wali Kota, karena beliau adalah panutan," ujarnya menekankan.
Sugeng yang juga politisi PKS itu memaklumi apa yang dilakukan Gibran adalah cerminan dirinya yang masih muda dalam memimpin.
"Gaya cah nom (gaya anak muda)," ungkapnya.
Dirinya memahami bila Gibran sudah berusaha pontang panting agar Solo segera pulih dari Covid-19, namun harus mengingat bahwa SMK adalah ranah provinsi.
"SMK dan SMA di luar kewenangan Pemkot," tegasnya.
Ogah Ambil Mobil
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menerima surat permintaan maaf dari SMK Batik 2 Surakarta.
Hal ini karena SMK Batik 2 Surakarta bakal menggelar tatap muka di tengah pandemi.
Meski demikian Gibran belum ada hasrat untuk mengambil mobilnya yang hingga kini masih diparkir depan SMK Batik 2 Surakarta tersebut.
"Belum tahu kapan akan diambil," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (23/8/2021).
Baca juga: Kalimat Marahnya Gibran ke SMK Batik 2 Solo : Mau Gelar Sekolah Tatap Muka Tapi Belum Izin
Baca juga: Alasan Gibran Parkirkan Mobil Dinas di Depan SMK Batik 2 Surakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
Lebih lanjut Gibran menjelaskan, bahwa sekolah itu menyampaikan permohonan maaf karena ketahuan melanggar aturan PPKM Level 4 di Kota Solo.
"Surat itu ada karena ketahuan, tidak tahu juga kalau mereka tidak ketahuan," ungkapnya.
Demi antisipasi agar hal serupa tidak terjadi lagi, Gibran menginstruksikan jajarannya untuk mengawasi sekolah-sekolah agar tidak nekat melakukan PTM.
"Antisipasi tadi saya tegaskan kepada Dinas Pendidikan, lurah dan perangkat lainnya, sekolah harus dicek satu persatu," ujarnya.
Gibran tak menampik saat ditanyakan mengenai adanya sekolah lain yang juga melanggar dengan nekat membuka PTM meski dilarang.
"Ada sekolah lain yang masih nekat membuka dan semuanya sudah diselesaikan," jelasnya.
Adapun sanksi, Gibran angkat tangan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan Provinsi.
"Itu wewenangnya provinsi," tegasnya.
Baca juga: Gaet Declan Rice, Manchester United Jadikan Pemain Inggris ini Pelicin, West Ham Tak Akan Menolak
Baca juga: Kronologi Warga di Dalam Kawasan Sirkuit MotoGP Mandalika Rusak Pagar Lintasan, Terkuak Penyebabnya
SMK 2 Batik Bikin Ramai
Mobil Wali Kota Solo Gibran yang terparkir sehari semalam di depan SMK Batik 2 Surakarta ternyata menimbulkan keramaian baik bagi warga sekitar, maupun pengguna sosial media.
Beredar kabar pula, alasan mobil Gibran diparkir di sana, adalah karena kabar sekolah tersebut hendak menggelar pembelajaran tatap muka pada Senin (23/8/2021) besok.
Baca juga: Alasan Gibran Parkirkan Mobil Dinas di Depan SMK Batik 2 Surakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
TribunSolo.com memperoleh surat edaran SMK Batik 2 Surakarta yang berisi pemberitahuan pembelajaran tatap muka.
Dalam surat itu dijelaskan bahwa para siswa akan masuk dan diwajibkan mengenakan masker, membawa bekal makanan sendiri dari rumah, tidak diperbolehkan pindah tempat duduk dan tidak diperbolehkan jajan karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan.
Meski surat tersebut bertanggal 18 Agustus 2021, namun pihak Pemkot Solo tidak mendapat surat pemberitahuan atau ijin terkait dimulainya PTM.
"Jangan mengeluarkan aturan tanpa koordinasi dengan kita, nanti kita yang repot," kata Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Minggu (22/8/2021).
Gibran juga mendapat surat tersebut bukan melalui jalur resmi, sehingga terkesan proses penyelenggaraan PTM besok digelar secara sembunyi-sembunyi.
"Apapun itu pasti saya tahu, mau sembunyi-sembunyi, pasti saya tahu, itu sangat membahayakan murid di bawah umur," ujarnya.
TribunSolo.com mencoba menghubungi pihak Kepala Sekolah SMK Batik 2 Surakarta, Achyar Susanto dan hanya memberikan jawaban singkat bahwa besok tidak ada PTM.
"Tidak ada kegiatan tatap muka, terimakasih, mohon bantuan dan doanya," balasnya singkat.
Kemudian TribunSolo.com mewancarai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Erwin Achmad Analisawan.
Dirinya menjelaskan bahwa pihaknya berencana menggelar PTM, namun sudah membatalkannya.
"Sempat direncanakan simulasi, tapi memang sudah dibatalkan," terangnya.
Kini seluruh siswa yang berjumlah 497 orang tersebut batal masuk sekolah dan pembelajaran tetap jarak jauh secara daring. (*)