Berita Boyolali Terbaru

Jeritan UMKM di Boyolali, Gegara Minyak Goreng Curah Tak Bersahabat, Untung Rp 400 Pun Raib

Penulis: Tri Widodo
Editor: Asep Abdullah Rowi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Harga minyak goreng curah di Boyolali belakangan ini terus melonjak.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Minyak goreng (migor) curah bersubsidi masih sebatas khayalan bagi pelaku UMKM di Kabupaten Boyolali.

Tak sedikit pelaku UMKM yang tak bisa mendapatkan migor curah itu, supaya usahanya tetap berjalan.

Sebab, jika menggunakan migor kemasan, pelaku UMKM dengan keuntungan terbatas itu tak cukup untuk menutup ongkos produksi.

Tak sedikit pelaku UMKM yang berhenti produksi, lantaran tak bisa mendapatkan migor curah ini.

Sriyono (50) salah satu pelaku usaha yang menangis lantaran tak bisa mendapatkan migor curah ini.

Pembuat keripik singkong asal Desa Tawangsari, Kecamatan Teras yang tak bisa berproduksi lagi.

Migor curah yang menjadi kunci usahanya tak bisa dia dapatkan.

Bahkan, setiap toko dan pasar yang dia sisir mulai dari Teras, hingga Pasar Sunggingan Boyolali tak satupun yang memiliki migor itu.

Baca juga: Pipa Pembuangan PT RUM Jadi Sorotan Warga Nguter Sukoharjo, Kini Terlihat Naik ke Permukaan

“Ya karena tak dapat minyak, ya otomatis usaha pembuatan ceriping (Keripik Singkong) berhenti,” katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (22/3/2022).

Dia berusaha mencari migor hingga ke pasar Sunggingan. Namun, dia lagi-lagi hanya menelan kenyatan pahit.

Migor yang dia cari tidak ada di toko kios pasar yang menjadi distributor besar migor juga tidak ada.

Dia pun harus pulang dengan tangan hampa.

Sejurus dengan itu, penghasilan kotor dari usaha keripik singkong sebesar Rp 400 ribu per hari lenyap sudah.

“Saya setiap menggoreng bisa menghabiskan hingga 2 kuintal singkong,” jelasnya.

Halaman
1234

Berita Terkini