Menurut Sudarin, kejadian tersebut terjadi pada Kamis (14/4/2022) lalu.
"Kejadiannya kemarin, jam 02.30 WIB waktunya membangunkan orang sahur, posisi saya sudah bangun untuk sahur," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (15/4/2022).
Sudarin tinggal bersama istrinya, yang juga sudah berusia lanjut dan seorang anaknya.
Beruntungnya, waktu kejadian tidak ada anggota keluarganya yang berada di dapur.
Waktu sedang sahur, Sudarin tiba-tiba mendengar bunyi gemuruh dari luar rumahnya.
"Iya terdengar bunyi gemuruh, bregedeg, saya bilang kae opo (itu apa), kelihatannya tanah padasnya runtuh ke utara," jelasnya.
Tak hanya terdengar bunyi gemuruh, Sudarin juga merasakan getaran tanah ketika peristiwa terjadi.
Baca juga: Pemkab Karanganyar Mulai Petakan Jalur Rawan Longsor, Antisipasi Mudik Lebaran Tahun Ini
Baca juga: Pengakuan Saksi Mata Longsor di Jatiyoso Karanganyar : Suaranya Keras Sekali, Lihat Orang Tertimbun
"Iya juga merasakan getaran," singkatnya.
Sudarin sendiri tidak langsung mengecek keadaan sekitar, karena kondisi masih gelap.
Kemudian, ia menyuruh anaknya untuk memeriksa keluar, dan mendapati tanah di dapurnya sudah terangkat naik.
"Setelah dilihat, rumahnya sudah rusak, sitine mumbul (tanahnya naik) saya periksa besok paginya saja, karena masih gelap," kata Sudarin.
Keesokan harinya, Sudarin mengecek langsung kondisi diluar dan mendapati tanah disekitar rumahnya sudah terangkat naik dan bagian jalan sudah retak-retak.
Melihat kondisi rumahnya, ia memilih untuk tidak mengungsi ke tempat anak atau kerabatnya, hanya sang istri yang mengungsi ke tempat anaknya di desa sebelah.
Genteng atapnya kemudian ia turunkan, dan penyangga rumahnya kini juga disangga menggunakan bambu agar tidak langsung runtuh.
Ia berencana meruntuhkan bangunan bagian dapur tersebut, kemudian dibangun dengan ukuran yang lebih kecil.