Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Kelompok senam kebugaran yang kebanyakan diikuti para emak-emak semakin menjamur di Kabupaten Sragen.
Biasanya, dalam satu kelompok terdiri lebih dari 10 emak-emak yang sudah ada dalam kelompok terkecil masyarakat.
Mereka dengan kompak dan enerjik menggerakkan badan menyesuaikan irama lagu yang diputar.
Bahkan, untuk menjaga kekompakan para emak-emak memakai baju olahraga yang senada atau kadang juga seragam.
Baca juga: Sragen Batal Gelar Upacara Detik-detik Proklamasi, Begini Nasib 74 Paskibra yang Terlanjur Latihan
Baca juga: Pengamen yang Hidup Sendiri di Sragen Ditemukan Tewas, Terakhir Terlihat Minta Makan ke Warga
Meski menggunakan lagu yang populer saat ini, gerakan senam kebugaran terdiri dari sesi pemanasan, inti dan pendinginan.
Tak hanya dilakukan di halaman rumah atau halaman balai desa saja, kini para emak-emak juga mencari tempat yang nyaman.
Seperti di taman atau tempat wisata yang ada di Kabupaten Sragen.
Antusiasme masyarakat untuk melakukan senam kebugaran juga dapat dilihat ketika acara Car Free Day (CFD) yang digelar setiap hari minggu di Alun-alun Sragen, yang mana pengunjung yang hadir hampir semua mengikuti senam.
Lantas, sejak kapan olahraga menyenangkan itu mulai digemari para emak-emak di Kabupaten Sragen?
Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Sragen, Katamso mengatakan senam kebugaran yang dilakukan emak-emak tersebut sebenarnya termasuk ke dalam olahraga rekreasi.
Olahraga rekreasi sejajar dengan olahraga prestasi yang dikelola oleh KONI dan olahraga untuk atlet difabel dibawah arahan NPC.
Baca juga: Sragen Bakal Gelar Lomba Lari di Sangiran saat Malam Hari, Bupati Justru Kena Singgung Jalan Rusak
Baca juga: Sragen Kembali Kebanjiran Vaksin PMK, 4.700 Dosis Disebar ke 47 Desa : Sudah 8.847 Ternak Tervaksin
Menurut Katamso, olahraga rekreasi sendiri sebenarnya sudah melekat di tengah-tengah masyarakat sejak dulu.
"Secara umum masyarakat sudah menggemari olahraga rekreasi ini, kalau secara hukum diakui sejak keluarnya Undang-undang Nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (12/8/2022).
Katamso menjelaskan olahraga rekreasi memiliki banyak jenis, antara lain senam kebugaran itu sendiri, senam jantung sehat, Ikatan langkah dansa Indonesia, hingga permainan tradisional, seperti egrang, gobak sodor, dan lain-lain.
Semua olahraga yang sifatnya rekreasi masuk ke dalam olahraga rekreasi, termasuk game e-sport.
Sedangkan, olahraga rekreasi mulai dikembangkan di Kabupaten Sragen sejak tahun 2019 oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen.
"Awalnya kita melatih 500 lebih instruktur senam yang disebar ke lebih dari 200 desa pada tahun 2019, dalam rangka memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat," terangnya.
Sementara itu, kepengurusan KORMI Kabupaten Sragen sudah terbentuk sejak lama, yang kini menginjak kepengurusan periode keempat hingga tahun 2024.
Baca juga: Keren, Atlet Difabel Asal Sragen Bawa Pulang 4 Medali Emas dan 1 Perunggu dari ASEAN Para Games 2022
Olahraga rekreasi semakin digemari warga Sragen lantaran ketika berolahraga nyaris tanpa syarat dan bisa diikuti siapa saja.
"Karena gerakan juga menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing, dan lebih menonjolkan unsur rekreatifnya, maka penggemarnya juga banyak," kata Katamso.
Manfaat melakukan olahraga rekreasi pun sangat banyak, dan cocok dilakukan oleh orang-orang zaman now yang semakin malas bergerak dan mengkonsumsi makanan serba instan.
"Salah satu menjaga kebugaran ya dengan olahraga rekreasi, yang notabenenya tidak mempunyai persyaratan yang spesifik, lain dari olahraga yang sifatnya prestasi," jelasnya.
"Karena olahraga ini bisa dilakukan dibawah pohon, memutar lagu, dengan gerak yang tidak terlalu baku, yang penting gerakan tidak membahayakan tubuh," jelasnya. (*)