Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tara Wahyu NV
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Masih ingatkah dengan Muhammad Endang Juanedi yang jadi jutawan karena jembatan perahu ponton di Karawang, Jawa Barat?
Ya, sosok yang akrab dikenal dengan Haji Endang itu bisa menghasilkan puluhan juta rupiah dari jembatan perahu itu.
Kini kisah serupa menimpa Sugiono alias Bagong.
Pria 78 tahun asal Dukuh Jetis, Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo itu adalah sosok pembuat jembatan sesek di atas Bengawan Solo.
Kini, setelah Jembatan Mojo penghubung Kota Solo dengan Kabupaten Sukoharjo ditutup selama dua bulan ini, dirinya bak tertimpa durian runtuh.
Bagaimana tidak, kini ribuan pengendara motor berbondong-bondong lewati jembatan sesek.
Tarifnya bagi pemotor dikenai tarif Rp 2 ribu, sementara berboncengan Rp 3 ribu.
Bagong mengakui jumlah pendapatannya meningkat drastis usai Jembatan Mojo ditutup.
"Kalau pendapatan iya pasti naik," kata Bagong, kepada TribunSolo.com, Selasa (27/9/2022).
Dalam sehari saja, khususnya Senin (26/9/2022) Bagong menyebut bisa membawa pulang pundi-pundi uang sejumlah Rp 5 juta.
"Ya biasanya yang lewat cuma 30 kendaraan, sekarang bisa Rp 5 juta," ungkapnya.
Jika dikalikan selama 60 hari atau dua bulan Jembatan Mojo ditutup, maka angkanya fantastis hingga Rp 300 juta lebih.
Baca juga: Foto-foto Antrean Pemotor di Jembatan Sasak : Imbas Jembatan Mojo Solo Ditutup, Bak Lautan Manusia
Adapun jembatan sesek itu dibuatnya beberapa waktu lalu bukan tanpa biaya.
Bagong harus merogoh kocek sekitar Rp 35 juta untuk menghubungkan dua daerah tersebut.