"Untuk di kawasan jalan protokol, fungsinya mungkin bukan untuk rumah, tapi lebih kepada toko atau tempat usaha," jelasnya.
Diperkirakan, rumah standar tiper 21 di Mojosongo sudah bisa tembus Rp400 juta per unit, bahkan lebih.
Meski berada di kawasan pinggiran Solo, segmentasi rumah di Mojosongo sudah tidak bisa menyasar pasar menengah ke bawah.
"Kalau di sini menjual kaplingan sudah jarang, kecuali dari perorangan. Karena lebih menguntungkan jika menjual sekaligus ada unit bangunannya," ucapnya.
Vika menyarankan, jika ada masyarakat yang ingin membeli unit rumah dengan harga yang lebih ekonomis, untuk mencari di wilayah penyangga Solo, alias kabupaten-kabupaten di sekitar Kota Solo.
"Mungkin di kawasan penyangga Solo harganya lebih murah, dan tak terlalu jauh juga," pungkasnya.(*)