Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Sebanyak 31 kasus anak dan perempuan di Kabupaten Boyolali menjadi korban kekerasan selama 6 bulan terakhir.
Kasus kekerasan seksual masih mendominasi dalam jumlah tersebut.
Itu merupakan catatam yang dimiliki Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali selama kurun waktu Januari hingga Juni 2023.
Seperti yang disampaikan Kepala DP2KBP3A Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina.
Dari jumlah itu, kasus kekerasan yang masuk dalam ketegori kekerasan fisik, psikis, penelantaran pada anak dan cyber crime ada 5.
Baca juga: 14 Pejabat Ikuti Seleksi Sekda Boyolali, Seluruhnya Lolos Administrasi, Berpotensi Gantikan Masruri
Kemudian untuk kasus kekerasan dalam rumah tangga, baik secara fisik, Psikis, maupun ekonomi ada 12 kasus.
"Pelecehan seksual atau persetubuhan itu ada 12 kasus, kemudian yang termasuk jenis kenakalan anak ada 2 kasus," kata Lina.
Lina merinci kasus kekerasan anak dan perempuan menyebar di beberapa kecamatan di Boyolali.
Kasus paling banyak terjadi di Kecamatan Boyolali dan Teras yang masing-masingnya ada 5 kasus.
Sedangkan di Kecamatan Selo dan Ampel masing-masing tiga kasus.
Baca juga: Potret Serunya Emak-emak di Jetis Boyolali Ikut Lomba Mancing, Tarik Lele Hingga Terlempar ke Jalan
Satu kasus terjadi di Kecamatan Musuk, Mojosongo, Sambi, Nogosari, Simo, Karanggede dan Juwangi.
"di Banyudono ada 4, dan di Gladagsari ada 2 kasus," katanya.
Lina menyebut kasus rudapaksa terhadap anak memang cukup mendominasi.
"(Kasus persetubuhan) ada pacar, ada yang baru ketemu lewat (kenalan) medsos," tambah Lina.