Melansir Kompas.com, secara nasional, pasangan nomor urut 2 itu memperoleh tingkat keterpilihan 39.3 persen.
Sedangkan posisi kedua adalah pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan tingkat keterpilihan 16,7 persen dan terakhir pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan tingkat keterpilihan 15,3 persen.
Suara Prabowo-Gibran naik di hampir seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di DKI Jakarta.
Baca juga: Pastikan Hanya Terjadi di Taiwan, KPU Bakal Kirim Surat Suara ke Negara Lainnya Sesuai Jadwal
Meski begitu, pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda dan Prima) itu masih kalah dari Anies-Muhaimin atau AMIN.
Sang capres yang sebelumnya menjabat Gubernur DKI (2017-2022) masih teguh menancapkan elektabilitasnya.
Sementara itu, elektabilitas Ganjar-Mahfud terus melorot di Jakarta.
Pada survei Litabang Kompas periode Agustus 2023, capres Anies Baswedan, belum berpasangan dengan Muhaimin, memperoleh tingkat keterpilihan 42,5 persen di DKI.
Kini, tingkat keterpilihan Anies yang sudah berpasangan dengan Muhaimin dan diusung Koalisi Perubahan (NasDem, PKB, PKS dan Partai Ummat) itu menjadi 28,6 persen.
Sementara, capres Prabowo saat belum berpasangan dengan Gibran pada periode Agustus 2023 mendapat tingkat keterpilihan di Jakarta sebesar 17,5 persen.
Kini, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran, tingkat keterpilihannya melonjak pada Desember 2023 menjadi 26,8 persen.
Sementara capres Ganjar pada periode Agustus 2023 mendapat tingkat keterpilihan di Jakarta sebesar 25,0 persen.
Kini, elektabilitas Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD dan diusung koalisi PDIP, PPP, Hanura dan Perindo itu turun menjadi 19,6 di Ibu Kota.
Survei Litbang Kompas dilakukan secara tatap muka terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen, margin of error penelitian ini +/- 2,65 persen.