TRIBUNSOLO.COM - Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan optimismenya pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD bisa menang satu putaran pada Pilpres 2024.
Hal ini diungkap Megawati saat HUT ke-51 PDI-P di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Baca juga: Megawati Prihatin dengan Aksi Oknum TNI Aniaya Relawan di Boyolali : Ya Namanya Anak Muda
Pada pidato tersebut Megawati bertanya dan membakar semangat pada kader partainya.
"Jadi insya Allah kita akan menang satu putaran, siap?" ucap Megawati dilansir dari tayangan Youtube PDI-P.
"Siap," tegas semua kader PDI-P yang hadir di ruangan Sekolah Partai.
Ia juga meminta kepada seluruh kader untuk memegang dua hal untuk menyongsong kemenangan di Pilpres 2024, yaitu dengan cara kebenaran dan kebijaksanaan.
"Sampaikan kebenaran meskipun itu pahit," pesan Megawati.
Megawati meminta agar semua kader tidak berbohong dan menjadi orang bijak, hal ini dikarenakan kebenaran pun pasti akan mengejar kebohongan.
"Orang yang bijaksana, apa? Kebenaran itu suci di atas segalanya, coba bayangkan kalau kita bohong, itu bohong sama diri kita sendiri loh," imbuh Megawati.
Megawati menegaskan tak ingin memenangi Pemilu 2024 dengan segala cara.
Ia pun mengingatkan bahwa kekuasaan bukanlah segalanya dan tidak selamanya.
"Lho saya pernah presiden. Setelah pemilu, enggak ribut saya. Ya sudah, kalau memang betul rakyat itu memilih, ya sudah. Kekuasaan itu tidak langgeng. Yang langgeng itu yang di atas. Kekuasaan itu akan berhenti, apa pun jabatannya," pungkas Megawati.
Baca juga: Bawaslu Sebut Hinaan Prabowo ke Anies Bisa Jadi Pidana Pemilu
Megawati Prihatin dengan Aksi Oknum TNI Aniaya Relawan di Boyolali
Pada pidato tersebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turut menanggapi terkait tindakan oknum TNI di Boyolali yang melakukan penganiayaan terhadap relawan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, beberapa waktu lalu.
Megawati turut mengecam sikap oknum TNI yang melakukan main hakim sendiri saat terjadi kejadian tersebut.
"Ketika kasus Boyolali, saya sampai mikir, sebenarnya apa yang ada di dalam hati dan pikiran mereka (oknum TNI), kok rakyat dibegituin." ujar Megawati.
Padahal, dirinya menilai anak muda sekarang memang senang mengganti knalpot motor untuk cara mereka mengekspresikan diri.
"Loh emang enggak tau sekarang anak muda suka seneng banget pake motor breng breng gitu, knalpotnya dicopot (diganti), ya namanya anak muda, mau kelihatan sok jagoan gitu lho," kata Megawati dalam acara HUT ke-51 PDIP Rabu (10/1/2024).
Megawati juga mengaku prihatin dengan aksi tersebut usai melihat kondisi relawan yang menjadi korban.
"Lah, kok enak men yo, sampai bonyok gitu saya lihat, yang dipukuli, lah kok mulut bisa sampe sini loh (gerakin tangan ke arah jidat), bengkak gitu," ujarnya.
Baca juga: Kepolisian Telusuri Video Pesta Miras Diduga Berkaitan dengan Relawan Ganjar-Mahfud vs TNI
Ia juga menyinggung terkait orang tua para anggota TNI itu juga rakyat yang seharusnya diayomi dan dilindungi.
"Saya sampai mikir gini, orang tuanya itu di mana sih? Apa bukan rakyat? Ya rakyat lah."
"Eling (ingat) loh, TNI sama Polri, mereka itu jadi itu (anggota) gratis loh, dibayar sama negara, negara itu dari mana bayarannya? Ya dari rakyat lah, yang ngumpulin, patuh bayar pajak."
"Saya bukan sentimen, ini supaya tahu, kalian itu abdi negara, negara, bukan perorangan, bukan begitu sadar, yang harus dilindungi ya rakyat lah," katanya.
Diketahui sebelumnya, setidaknya ada tujuh relawan yang mengalami kekerasan, beberapa diantaranya mendapat perawatan di rumah sakit.
Dugaan penganiayaan terhadap relawan Ganjar di Boyolali itu bermula saat mereka melintas di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408/Suhbrastha, Desa Siswodipuran, Kecamatan Boyolali dengan knalpot brong, Sabtu (30/12/2023).
Aksi sejumlah relawan itu menimbulkan kebisingan dan memancing emosi anggota TNI yang tengah bermain bola voli di markasnya.
Beberapa prajurit TNI pun bergegas keluar menegur para pengendara hingga terjadi cekcok yang berujung penganiayaan. Kemudian korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis.
(TribunSolo/TribunNews/Kompas.com)