Dalam perjalanan, baru melaju lebih kurang 5 kilometer, bus yang ditumpangi setidaknya 51 penumpang dan 2 crew bus itu tetiba berhenti.
Supir dan kernet turun dari bus.
Mereka membenahi mesin kendaraan berplat nomor polisi E-7607-V tersebut.
"Berhenti sebentar sekira 7 menit dan setelah itu naik lagi bus mulai berangkat," ujar dia.
"Saat menanjak sedikit lalu ada jalan turunan, saat turun itu semakin cepat jalannya bus,".
"Nah saat itu, sudah mulai oleng busnya dan menabrak dinding jalan dan lalu terguling," imbuhnya.
Baca juga: Beda Nasib Ayah & Anak Asal Solo dalam Kecelakaan Bus di Imogiri Bantul : Ayah Tewas, Anak Selamat
Suasana bus saat itu benar-benar tidak karuan.
Kepanikan melanda orang-orang dalam bus tersebut.
Penumpang yang berada di depan kemudian berlari ke area belakang bus.
"Sebetulnya saya itu duduk di belakang dekat pintu, bisa saja saya buka tapi saat itu bus berjalan dengan kecepatan tinggi saya kira itu 100 km/jam, jadi saya hanya pasrah saja," paparnya.
Anaknya (Aissyah) yang saat itu berada di depan dan menggendong cucunya tidak bisa bergerak.
Ia bahkan sudah tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat anaknya dan cucunya terpontang panting.
"Ya sudah pasrah saja saya itu, saya juga luka-luka terkena pecahan kaca tapi saya sempat membantu evakuasi termasuk Sri Wanti, yang kondisinya terjepit di tempat duduk," lanjutnya.
Lebih lanjut, Wahyono mengaku alasan dari supir rem nya tidak berfungsi tetapi setelah dicek oleh pihak kepolisian rem itu berfungsi.
Ia menambahkan, saat ini pihak kepolisian masih menahan sopir bus tersebut.
(*)