Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - PKS Wonogiri memutuskan untuk tidak membuka penjaringan cabup-cawabup seperti yang dilakukan parpol lain menjelang Pilkada 2024.
Ketua DPD PKS Wonogiri Ahmad Zarif menyebut diibaratkan PKS sangat memahami ukuran bajunya.
Hal itu tak terlepas dari perolehan lima kursi pada pileg Februari lalu.
Padahal, syarat untuk parpol mengusung calon bupati dan calon wakil bupati minimal 10 kursi atau 20 persen dari 50 kursi di DPRD Wonogiri.
"Jadi hanya separuh kan. Makanya kita tidak membuka pendaftaran, sampai saat ini kita memutuskan untuk tidak membuka pendaftaran," ujarnya, kepada TribunSolo.com.
Zarif menyebut apabila berkaca pada sejarah, PKS tak memenuhi syarat untuk mengusung calon bupati dan calon wakil bupati Wonogiri.
Baca juga: PKS Siap Koalisi dengan PDIP di Pilgub Jakarta, Ungkit Duet Mereka Orbitkan Jokowi di Pilkada Solo
Sehingga ia berpandangan, karena tak bisa mengusung calon sendiri, maka PKS Wonogiri tak membuka penjaringan cabup-cawabup seperti parpol lain yang ada di Wonogiri.
"Karena kita merasa tidak bisa sendiri, maka kita berkomunikasi dengan partai lain, semuanya kita komunikasi, 7 partai di Wonogiri yang dapat kursi semuanya kita komunikasi," jelas dia.
Meskipun begitu, Zarif menekankan bahwa politik itu dinamis, sehingga kapanpun akan ada perubahan kondisi, termasuk soal keputusan penjaringan cabup-cawabup itu.
"Politik itu dinamis dan selalu ada kejutan-kejutan begitu di injury time, katanya begitu," kata dia.
Zarif menambahkan saat ini PKS Wonogiri masih berfokus membangun koalisi. Apabila perahu koalisi sudah terbangun, bisa saja pihaknya baru membuka penjaringan cabup-cawabup.
"Saat ini fokusnya membangun koalisi, kalau kita membangun perahu segera jadi. Baru membuka pendaftaran. Jadi misal membuka perahunya sudah jadi," pungkas dia. (*)