Saat itu, Suyatmi langsung bergegas pulang dari kerjanya di Solo, setelah mendapat kabar putranya meninggal.
"Saya tahunya sudah di rumah sakit, saya sampai rumah sakit jam 21.30 WIB, yang mengabari Bapak (kakek korban)," kata dia saat ditemui TribunSolo.com, Senin (15/7/2024).
"Pas lihat ada luka di dahi dan pipi, lukanya gosong (lebam) di sini, kayak kebentur, tahunya pas di rumah sakit Gemolong," tambahnya.
Suyatmi pertama kali diberi tahu anaknya meninggal dunia karena sakit sesak napas.
Ia pun heran, pasalnya selama ini, sang anak tidak punya riwayat sakit sesak napas.
"Katanya anak saya pas latihan sesak, tapi, anak saya nggak punya riwayat sesak, kenapa kok do rumah sakit sudah nhgak ada, terus di sini kok ada benturan, ada luka-luka," jelasnya.
Mengetahui kondisi anaknya, Suyatmi pun langsung meminta kepada polisi untuk dilakukan proses autopsi.
Proses autopsi dilakukan di RSUD dr Moewardi Solo.
"Iya saya sendiri yang meminta autopsi, karena ada luka itu," singkatnya.
Baca juga: Botol Air Mineral Jadi Barang Bukti Tewasnya Jais, Pelajar Sragen Jateng, saat Latihan Bela Diri
4. Cita-cita Jadi Atlet Sirna
Ingin menjadi atlet bela diri, itulah cita-cita Muhammad Jais Andika Putra (15) asal Desa Gilirejo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Karena itulah, ia kemudian bergabung dengan salah satu perguruan silat di Kabupaten Sragen.
Sang ibu, Suyatmi mengatakan putra keduanya itu bergabung dengan perguruan silat sejak 8 bulan yang lalu.
Total ada 10 orang dari desanya yang disahkan bersama dengan Jais.
"Cita-citanya jadi atlet bela diri, ikut padepokan sudah 8 bulan ini, dia juga senang pelihara ayam, ayam dari kecil dia pelihara sampai besar," kata Suyatmi kepada TribunSolo.com, Senin (15/7/2024).