Makan Bergizi Gratis di Sragen

Korban Dugaan Keracunan Setelah Menyantap MBG di Sragen Membaik, Sudah Ada yang Pulang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DUGAAN KERACUNAN - Suasana posko SPPG di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Selasa (12/8/2025). Seratusan siswa SD dan SMP di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen diduga mengalami keracunan. Mereka mengeluhkan mual, pusing, hingga diare, usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Polsek, Dinkes, dan Pemkab Sragen turut menangani insiden tersebut secara cepat.

Sebelumnya, pada April–Mei 2025, delapan siswa di Gondangrejo, Karanganyar, juga mengalami keracunan setelah mengonsumsi menu soto ayam dan ayam suir.

Hasil laboratorium menunjukkan makanan terpapar mikroorganisme berbahaya akibat disiapkan sejak malam dan disajikan terlambat pada pagi hari.

Korban mendapat perawatan di Puskesmas Gondangrejo, sementara pemerintah daerah memperketat SOP pengelolaan MBG melalui pelatihan juru masak oleh BPOM dan Badan Gizi Nasional.

Insiden pertama di tahun ini tercatat pada 16 Januari 2025 di Sukoharjo.

Puluhan siswa mengalami mual, pusing, dan muntah setelah menyantap ayam tepung, sayur, buah naga, dan susu dalam program MBG.

Badan Gizi Nasional mengungkapkan penyebab keracunan adalah kesalahan teknis pengolahan ayam yang kurang matang.

Makanan sisa segera ditarik dan diganti menu baru sesuai prosedur.

Apa Itu SPPG?

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) adalah unit pelaksana yang dibentuk pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memproduksi dan mendistribusikan makanan bergizi, terutama dalam rangka menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Secara sederhana, SPPG bisa disebut sebagai “dapur umum gizi” yang dirancang dengan standar kebersihan, keamanan pangan, dan komposisi gizi tertentu.

Setiap SPPG biasanya dilengkapi fasilitas memasak skala besar, peralatan distribusi, tenaga dapur terlatih, serta sistem logistik untuk menyalurkan makanan ke sekolah, pesantren, panti asuhan, atau kelompok rentan lainnya.

Fungsi utama SPPG antara lain:

  • Menyiapkan makanan bergizi sesuai standar gizi nasional.
  • Menyalurkan makanan ke penerima manfaat di wilayah kerjanya.
  • Menggunakan bahan pangan lokal untuk mendukung petani dan UMKM setempat.
  • Memastikan kualitas dan keamanan pangan melalui prosedur pengawasan ketat.

Saat ini, ribuan SPPG telah beroperasi di seluruh Indonesia, dibangun dengan dukungan mitra swasta, organisasi masyarakat, dan lembaga keagamaan.

Pemerintah menargetkan SPPG menjadi tulang punggung distribusi makanan bergizi bagi jutaan anak sekolah dan masyarakat.

Halaman
1234

Berita Terkini