Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Polisi mendalami peristiwa kecelakaan antara KA Batara Kresna dengan mobil Toyota Agya yang terjadi di perlintasan tanpa palang Dusun Ngaliyan, Desa Gemantar, Selogiri, Wonogiri, Sabtu (16/8/2025).
Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo menjelaskan pihaknya telah melalukan olah TKP serta mengevakuasi korban dan kendaraan yang terlibat kecelakaan itu.
"Kami juga sudah meminta keterangan saksi di sekotar lokasi, termasuk mengamankan barang bukti untuk proses penyelidikan lebih lanjut," katanya.
Kronologi Kejadian
Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Subroto menerangkan kecelakaan itu terjadi sekira pukul 10.58 siang.
Baca juga: BREAKING NEWS : KA Batara Kresna Tabrak Toyota Agya di Selogiri Wonogiri, 1 Orang Meninggal Dunia
Ada satu korban meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Adapun mobil Toyota Agya warna merah berpelat nomor T 1759 GP itu ditumpangi enam orang warga desa setempat, dengan rincian empat orang dewasa dan dua orang anak.
"Agya dari arah timur ke barat, menyebrang perlintasan. Kemudian dari arah utara ke selatan melintas KA Batara Kresna," jelasnya.
Menurut dia karena jarak yang terlalu dekat, tabrakan tak bisa dihindarkan. Mobil sempat terseret sejauh 34 meter dari titik tabrakan.
Baca juga: Kuasa Hukum Tersangka Laka KA Batara Kresna di Sukoharjo Soroti Soal Kelalaian: Tak Ada Suara HT
Adapun satu orang penumpang meninggal dunia akibat insiden itu.
Korban meninggal adalah MR perempuan berusia 34 tahun yang duduk di bangku belakang bagian kanan.
"Korban meninggal dunia karena luka berat di kepala. Sementara lima orang lain menjadi korban luka-luka. Jadi di dalam mobil ada empat orang dewasa dan dua anak," jelas Kasatlantas.
Saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab pasti kecelakaan. Pasalnya sang pengemudi maupun penumpang belum bisa dimintai keterangan.
"Semua korban sudah dievakuasi ke rumah sakit. Semuanya masih satu dusun. Informasinya mau berbelanja untuk keperluan tirakatan," kata Broto.
Mengenal KA Batara Kresna
KA Batara Kresna adalah layanan kereta api komuter dengan subsidi perintis (sebelumnya menggunakan sarana railbus) milik PT Kereta Api Indonesia yang beroperasi di rute Solo Purwosari-Wonogiri dan merupakan proyek kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan PT KAI.
Layanan yang aslinya merupakan bus rel ini menjadi bus rel kedua di Indonesia setelah bus rel Kertalaya di Sumatera Selatan dan menjadi bus rel terakhir yang beroperasi di Indonesia.
Asal-usul Namanya
Nama Batara Kresna diambil dari tokoh Mahabharata, Krishna atau Kresna yang bertugas menyelamatkan dunia dan menegakkan kebenaran setelah perang di Kurukshetra.
Karakteristik tokoh tersebut kemudian dilekatkan pada bus rel ini sehingga menumbuhkan kebanggaan bagi setiap penumpangnya.
Sejarah
Bus rel ini diperkenalkan kepada publik pada tanggal 26 Juli 2011 dan diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI Freddy Numberi di Solo bersama dengan bus bertingkat pariwisata Werkudara.
Bus rel ini mulai beroperasi pada tanggal 5 Agustus 2012 dengan rute Sukoharjo-Solo Purwosari-Yogyakarta Tugu.
Karena ada jembatan kereta api yang sedang diperkuat antara Stasiun Pasarnguter-Stasiun Wonogiri, untuk sementara bus rel ini hanya sampai Stasiun Sukoharjo.
Bus rel ini berhenti beroperasi pada sekitar awal tahun 2013, setelah mangkrak sejak Oktober 2012 karena generator rangkaian bus rel yang sering rusak.
Bus rel ini dibawa ke pabrik PT Inka di Madiun untuk diperbaiki.
Hingga 2015 bus rel ini hanya dikandangkan di depo lokomotif Solo Balapan, sampai pada akhirnya PT KAI memutuskan untuk mengoperasikan kembali bus rel ini.
Saat ini bus rel telah beroperasi kembali dengan rute Purwosari-Wonogiri pp dengan rute trayek dua kali sehari.
Tanggal 4 Desember 2014, bus rel ini kembali diujicobakan oleh PT KAI dan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kota Surakarta.
Memasuki bulan Maret 2015, kembali diumumkan bahwa bus rel akan diluncurkan kembali pada tanggal 11 Maret 2015, dengan operasional untuk umum dimulai pada tanggal 12 Maret 2015.
Bus rel ini secara resmi beroperasi kembali setelah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada tanggal 11 Maret 2015 di Stasiun Purwosari.
Baca juga: Nasib Petugas Palang Pintu saat Mobil Tertabrak KA Batara Kresna di Sukoharjo, Diamankan Polisi
Karena adanya gangguan operasional pada bulan Juni 2015, rangkaian bus rel ini untuk sementara tidak beroperasi dan berada di depo.
Merespons hal tersebut, PT KAI Daop VI Yogyakarta menyiasati perjalanan kereta api ini menggunakan rangkaian cadangan kereta api Prambanan Ekspres berbasis KRD MCW 302 yang mana berjalan dua pekan untuk menunggu selesainya perbaikan.
Dengan selesainya perbaikan, semenjak Juli 2015 hingga saat ini bus rel beroperasi dengan rangkaian aslinya.
Keunikan selain melintasi rel di Jalan Slamet Riyadi, kereta ini terkadang memanfaatkan rangkaian cadangan Prameks seperti KRDI dan KRD MCW 302 dikarenakan rangkaian bus rel yang membutuhkan perawatan lebih mengingat medan yang ditempuh.
Mulai akhir Juni 2019, KRD MCW 302 yang sebelumnya menjadi cadangan layanan ini telah ditarik kembali untuk pembuatan Kereta Inspeksi bersama dengan KRD MCW 302 dari Surabaya.
Sekarang, apabila rangkaian asli layanan ini mengalami kerusakan, maka layanan KA ini digantikan dengan cadangan armada KA BIAS.
Sehubungan dengan keinginan KAI untuk mempersingkat waktu tempuh dan juga selesainya peningkatan prasarana perkeretaapian di rute Solo Kota–Wonogiri, bus rel Batara Kresna akhirnya digantikan oleh KRD MCW 302 pindahan dari kereta api Kedung Sepur sejak 1 Februari 2025. (*)