Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Bothok Miri, Kuliner Langka dan Legendaris yang Masih Eksis di Sukoharjo

Penulis: Tribun Network
Editor: Hanang Yuwono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KULINER LEGENDARIS SUKOHARJO - Ilustrasi botok tenggiri beberapa waktu lalu. Di Sukoharjo, ada kuliner langka bernama bothok miri. Begini sejarahnya.

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tidak hanya dikenal sebagai kota jamu saja.

Selain jamu, ada banyak kuliner langka dan legendaris yang bisa kamu temukan di Sukoharjo.

Di antara kuliner langka di Sukoharjo yang masih eksis sampai sekarang adalah bothok miri.

Baca juga: Sejarah Dodol Susu jadi Kuliner Boyolali, Kreativitas Warga Selo Olah Susu Sapi Pasca-Erupsi Merapi

Sejarah Bothok Miri

Bothok miri adalah kuliner khas Kampung Kedunggudel di Kelurahan Kenep, Kabupaten Sukoharjo.

Kampung di sini dianggap bukan kampung biasa.

Sebab, diyakini sebagai salah satu titik awal peradaban Sukoharjo, dan hingga kini masih menyimpan jejak sejarah dan kekayaan budaya yang terus lestari.

Salah satu peninggalan yang masih terawat adalah Masjid Jami’ Darussalam, bangunan kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu kampung ini.

Baca juga: Sejarah Kue Moho, Kuliner Legendaris Solo, Dipercaya Simbol Rezeki Melimpah dan Persatuan Etnis

Namun bukan hanya warisan arsitektur dan sejarah yang membanggakan Kedunggudel.

Kampung ini juga menjadi rumah bagi kuliner khas yang unik dan nyaris tak ditemukan di tempat lain, yaitu Bothok Miri, sebuah olahan tradisional berbahan dasar ikan air tawar dan rempah miri, yang kini tetap dijaga eksistensinya.

Warisan Kuliner Sejak Abad ke-14

Konon, resep Bothok Miri ini sudah ada sejak abad ke-14, masa ketika penyebaran agama Islam mulai masuk ke kawasan Kedunggudel melalui Kyai Lombok, salah satu murid Sunan Kalijaga.

Masyarakat kala itu memanfaatkan kekayaan alam Sungai Bengawan Solo yang kala itu masih mengalir dekat kampung untuk menangkap berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, tageh, hingga jambal yang disebut sebagai iwak lanang.

Bothok Miri ini bahkan disebut menjadi hidangan istimewa saat Muktamar Muhammadiyah pertama kali yang digelar di kawasan tersebut.

Namun, setelah proyek pelurusan Sungai Bengawan Solo dilakukan untuk mengatasi banjir, keberadaan kuliner ini mulai meredup dan nyaris hanya dikenal oleh warga lokal Kedunggudel.

Baca juga: Sejarah Putu Bambu, Jajanan Legendaris Solo yang Kini Mulai Langka, Dipercaya Berasal dari China

Halaman
12

Berita Terkini