TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tidak hanya dikenal sebagai kota jamu saja.
Selain jamu, ada banyak kuliner langka dan legendaris yang bisa kamu temukan di Sukoharjo.
Di antara kuliner langka di Sukoharjo yang masih eksis sampai sekarang adalah bothok miri.
Baca juga: Sejarah Dodol Susu jadi Kuliner Boyolali, Kreativitas Warga Selo Olah Susu Sapi Pasca-Erupsi Merapi
Sejarah Bothok Miri
Bothok miri adalah kuliner khas Kampung Kedunggudel di Kelurahan Kenep, Kabupaten Sukoharjo.
Kampung di sini dianggap bukan kampung biasa.
Sebab, diyakini sebagai salah satu titik awal peradaban Sukoharjo, dan hingga kini masih menyimpan jejak sejarah dan kekayaan budaya yang terus lestari.
Salah satu peninggalan yang masih terawat adalah Masjid Jami’ Darussalam, bangunan kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu kampung ini.
Baca juga: Sejarah Kue Moho, Kuliner Legendaris Solo, Dipercaya Simbol Rezeki Melimpah dan Persatuan Etnis
Namun bukan hanya warisan arsitektur dan sejarah yang membanggakan Kedunggudel.
Kampung ini juga menjadi rumah bagi kuliner khas yang unik dan nyaris tak ditemukan di tempat lain, yaitu Bothok Miri, sebuah olahan tradisional berbahan dasar ikan air tawar dan rempah miri, yang kini tetap dijaga eksistensinya.
Warisan Kuliner Sejak Abad ke-14
Konon, resep Bothok Miri ini sudah ada sejak abad ke-14, masa ketika penyebaran agama Islam mulai masuk ke kawasan Kedunggudel melalui Kyai Lombok, salah satu murid Sunan Kalijaga.
Masyarakat kala itu memanfaatkan kekayaan alam Sungai Bengawan Solo yang kala itu masih mengalir dekat kampung untuk menangkap berbagai jenis ikan air tawar seperti lele, tageh, hingga jambal yang disebut sebagai iwak lanang.
Bothok Miri ini bahkan disebut menjadi hidangan istimewa saat Muktamar Muhammadiyah pertama kali yang digelar di kawasan tersebut.
Namun, setelah proyek pelurusan Sungai Bengawan Solo dilakukan untuk mengatasi banjir, keberadaan kuliner ini mulai meredup dan nyaris hanya dikenal oleh warga lokal Kedunggudel.
Baca juga: Sejarah Putu Bambu, Jajanan Legendaris Solo yang Kini Mulai Langka, Dipercaya Berasal dari China
Perbedaan Bothok Miri dengan Bothok Jenis Lainnya
Yang membedakan Bothok Miri dengan bothok pada umumnya adalah penggunaan rempah miri (kemiri) dan kacang tanah, serta campuran telur ayam yang menjadikannya kaya rasa.
Cita rasanya adalah perpaduan antara asin, manis, dan pedas yang berpadu dengan aroma khas rempah.
Tekstur renyah kacang dan lembutnya ikan menjadikan setiap suapan seolah membawa kita menyusuri lorong waktu menuju suasana pedesaan tempo dulu.
Meskipun memiliki nilai historis dan cita rasa tinggi, Bothok Miri dijual dengan harga sangat terjangkau.
Namun, karena semakin langkanya iwak lanang jenis tageh dan jambal, banyak warga sekitar yang menggunakan ikan lele sebagai bahan utama, karena ketersediaannya yang lebih stabil di pasar sekitar Kedunggudel.
Baca juga: Sejarah Wajik, Jajanan Legendaris di Solo Raya, Dipercaya Ada Sejak Kerajaan Majapahit
Tempat Beli Bothok Miri di Sukoharjo
Salah satu rekomendasi beli bothok miri di Sukoharjo adalah Warung Bothok Miri Mbah Sri Sugiarti.
Berlokasi di Kedunggudel, RT.3 RW3, Bangkean, Kenep, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Warung Bothok Miri Mbah Sri Sugiarti berjarak 19 km dari pusat Kota Solo atau bisa ditempuh 32 menit sepeda motor.
Menilik ulasannya di Google Maps, banyak netizen yang memuji masakan di sini.
Harga di warung ini juga tidak mahal, sehingga cocok untuk kaum mendang-mending yang ingin mencicipi sensasi makan kuliner jadul dan langka.
(*)