Pedagang di Karanganyar Pilih Ambil Untung Tipis, Tak Mau Naikan Harga Minyak Goreng 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Tak hanya beras, harga minyak goreng (Migor) di Kabupaten Karanganyar juga mengalami kenaikan.

Meskipun mengalami kenaikan, pedagang enggan menaikan harga migor demi menjaga pembeli tak kabur.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu pedagang di Pasar Jungke, Yanti saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (12/8/2025).

"Harga migor tinggi, namun saya tetap tidak menaikan harga migor saya ke pembeli," kata Yanti.

Yanti mengatakan harga migor mengalami kenaikan sejak Januari 2025.

Dia mengatakan harga migor naik dari Rp 190 ribu per karton menjadi 196 ribu per karton atau dari Rp 15.850 per botol naik jadi sekira Rp 16.250 per botol.

Sedangkan, ia menjual tetap dengan harga Rp 17 ribu per botol.

"Tidak saya naikan pasca naik sejak 2025 lalu, saya lakukan agar pembeli tidak kabur, meski keuntungan saya jadi berkurang," pungkas dia.  

Harga Naik di Momen Puasa

Catatan TribunSolo.com, kenaikan harga minyak goreng pernah terjadi di Solo Raya. 

Ini dikawasan Sragen. 

Salah satu pegadang di Pasar Bunder Sragen, Rini mengatakan minyak goreng curah mulai naik pada Rabu (28/2/2024).

"Minyak goreng curah mulai naik, baru hari ini, untuk 1,5 liter itu biasanya Rp 22.000 sekarang jadi Rp 23.000," katanya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (28/2/2024).

Ia menyebut kenaikan minyak tersebut memang biasa terjadi, terlebih jelang puasa dan lebaran.