Aktivitas Gunung Merapi
Pantauan Terkini Gunung Merapi dari Pos Boyolali : 11 Kali Luncurkan Lava, Disuplai Magma dari Bawah
Luncuran lava ini dari puncak Gunung Merapi ke arah barat daya atau ke hulu Kali Krasak dan Kali Putih.
Penulis: Tri Widodo | Editor: Hanang Yuwono
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi," ucap Agus kepada TribunSolo.com, Sabtu (23/8/2025).
Gunung Merapi, salah satu gunung api paling aktif di Indonesia, terus menunjukkan aktivitas vulkanik sejak memasuki fase erupsi efusif pada 4 Januari 2021.
Baca juga: Tradisi 1 Suro di Boyolali Jateng, Larungan Kepala Kerbau Puncak Merapi, Pemkab Minta Waspada Erupsi
Terletak secara administratif di Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) serta Kabupaten Magelang, Boyolali, dan Klaten (Jawa Tengah), Merapi saat ini terus dipantau intensif dari lima Pos Pengamatan Gunung Api (PGA).
Kelima pos tersebut berada di Pos Kaliurang (Sleman), Pos Ngepos dan Babadan (Magelang), serta Pos Jrakah dan Selo (Boyolali).
Pemantauan dilakukan secara visual dan instrumental untuk mendeteksi setiap perubahan signifikan pada aktivitas gunung.
Merapi saat ini berada dalam fase erupsi efusif bertipe “Tipe Merapi”, yang ditandai dengan pembentukan kubah lava di puncak kawah.
Erupsi tipe ini relatif tidak eksplosif, namun tetap berbahaya, terutama jika kubah lava mengalami ketidakstabilan dan runtuh. Runtuhan inilah yang kemudian memicu awan panas guguran (APG) salah satu ancaman paling mematikan dari aktivitas Merapi.
Saat ini, dua kubah lava aktif menjadi fokus pemantauan:
- Kubah Lava Barat Daya
- Kubah Lava Tengah Kawah
Keduanya menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif, yang dapat memicu longsoran lava atau awan panas sewaktu-waktu.
Kali terakhir Merapi mengalami erupsi signifikan terjadi pada Minggu malam, 25 Agustus 2024, ketika gunung ini memuntahkan lava pijar.
Peristiwa ini memperkuat status aktivitas Merapi yang masih tinggi, dan mengingatkan warga di lerengnya untuk tetap waspada.
Meskipun tidak disertai letusan eksplosif, luncuran lava pijar tersebut menunjukkan bahwa tekanan magma di dalam perut Merapi masih aktif dan berpotensi memicu erupsi lanjutan.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.