Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Dugaan Kekerasan Guru di Boyolali

Klarifikasi SMA Cepogo Boyolali soal Siswa yang Diinjak Guru : Sudah Dapat Pendampingan Psikologis

Bantuan ini dilakukan dengan menggandeng Dinas Perlindungan Anak agar anak-anak tersebut tidak menanggung trauma berkepanjangan.

Tribun Pekanbaru
DIINJAK GURU - Ilustrasi kekerasan anak atau penganiayaan anak. Seorang guru berinisial H diduga melakukan tindak kekerasan terhadap tiga siswanya yang kedapatan tidur di kelas di SMA Negeri Cepogo, Boyolali, Rabu, 27 Agustus 2025 lalu. Tiga siswa itu diinjak oleh H. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo 

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI – SMA Negeri Cepogo, Boyolali, mengklaim sudah memberikan pendampingan psikologis bagi tiga siswanya yang menjadi korban dugaan kekerasan guru.

Bantuan ini, menurut pihak sekolah, dilakukan dengan menggandeng Dinas Perlindungan Anak agar anak-anak tersebut tidak menanggung trauma berkepanjangan.

“Pendampingan diberikan di rumahnya,” ujar Plt Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, kepada TribunSolo, Senin (15/9/2025).

Djoko menegaskan, pihak sekolah menaruh perhatian serius pada pemulihan mental korban.

Namun, ia juga mengakui bahwa insiden penginjakkan siswa di kelas merupakan kesalahan pribadi sang guru, bukan kebijakan sekolah.

DUGAAN KEKERASAN - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, saat ditemui Rabu (10/9/2025). Puluhan warga mendatangi SMA Negeri Cepogo pada Rabu (10/9/2025) untuk menuntut agar salah satu oknum guru dikeluarkan dari sekolah. Tuntutan itu muncul setelah guru tersebut diduga melakukan kekerasan terhadap seorang siswa kelas XI.
DUGAAN KEKERASAN - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, saat ditemui Rabu (10/9/2025). Puluhan warga mendatangi SMA Negeri Cepogo pada Rabu (10/9/2025) untuk menuntut agar salah satu oknum guru dikeluarkan dari sekolah. Tuntutan itu muncul setelah guru tersebut diduga melakukan kekerasan terhadap seorang siswa kelas XI. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

“Memang tak ada SOP khusus untuk membangunkan siswa yang tidur di kelas. Tapi sekolah sudah menetapkan SOP anti-bullying dan anti-kekerasan. Tindakan menginjak siswa itu jelas tak dibenarkan,” tegas Djoko.

Djoko bahkan menyebut tindakan yang dilakukan guru berinisial H itu di luar dugaan.

Sosok H selama ini dikenal sebagai pribadi kalem yang jarang marah.

“Malah saya dulu kira beliau guru agama. Nesu (marah) itu saya belum pernah lihat. Waktu kejadian itu dia katanya sambil bercanda,” ungkap Djoko menirukan ucapan H.

Baca juga: Alasan Siswa Diinjak Guru di SMA Negeri Cepogo Boyolali Dibawa ke Tukang Pijat dan Bukan ke RS

Sebelum menginjak tiga siswanya, guru H bahkan sempat berseloroh: “Yo cah yo di idak-idak gen mari kesel e” (Ya anak-anak ya, diinjak biar sembuh capeknya).

Tindakan itu tentu berbuntut panjang. Sebagai langkah darurat, pihak sekolah tak membawa korban ke rumah sakit, melainkan ke tukang pijat.

“Itu bentuk pertolongan pertama, karena guru olahraga sedang tugas di luar. Apalagi ada teman siswa yang menyarankan dibawa ke tukang pijat langganannya. Siswa juga sudah beberapa kali ke sana. Yang diinjak kan bokongnya,” jelas Djoko.

Namun, di balik penanganan tersebut, Djoko tak menutup mata soal keterbatasan sekolah. Ia mengakui SMA Cepogo belum memiliki asuransi kecelakaan siswa.

“Tidak ada asuransi. BOS tidak bisa mengkaver asuransi,” ungkap Djoko.

Sebagai bentuk evaluasi, sekolah kini mempertegas larangan penggunaan kekerasan.

Baca juga: Guru SMA Negeri Cepogo Boyolali yang Viral Injak Siswa Justru Dikenal Santun dan Tak Pernah Marah

“Kami terus mengingatkan guru agar menangani siswa sesuai SOP. Sekolah anti-kekerasan, jadi peringatan ke siswa harus dengan cara humanis,” tutup Djoko.

Sempat Digeruduk Warga

Puluhan warga mendatangi SMA Negeri Cepogo pada Rabu (10/9/2025) untuk menuntut agar salah satu oknum guru dikeluarkan dari sekolah.

Tuntutan itu muncul setelah guru tersebut diduga melakukan kekerasan terhadap seorang siswa kelas XI.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMA Negeri Cepogo, Djoko Heriyanto, membenarkan adanya dugaan kekerasan tersebut.

Djoko menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Rabu, 27 Agustus 2025.

Saat itu, tiga siswa ditemukan tidur tengkurap di lantai kelas. Ketika dibangunkan, mereka tidak segera merespons.

Guru yang bersangkutan kemudian mendekati mereka dan berjalan sambil menginjak tubuh ketiga siswa.

Baca juga: SMA Negeri Cepogo Boyolali Tegaskan Guru Injak Siswa Murni Salah Pribadi, Bukan Kebijakan Sekolah

"Terus yang dua (siswa) bangun. Tetapi yang satu kok nggak bangun. Ternyata sakit di punggung," ujar Djoko.

Menurut informasi yang diterima pihak sekolah, siswa tersebut memang memiliki riwayat sakit punggung, semacam keseleo.

Setelah kejadian, siswa itu dibawa ke tukang pijat dan diantar pulang.

Keesokan harinya, guru yang bersangkutan melakukan kunjungan ke rumah siswa tersebut.

"Kita komunikasi dengan keluarganya juga sudah sehat, ndak apa-apa," kata Djoko.

Baca juga: 3 Remaja Solo Diduga Gengster Kadung Diangkut Polisi, Niat Duel dengan Kelompok Boyolali Gagal

Meski sudah pulih, siswa tersebut belum langsung kembali ke sekolah dan baru hadir kembali pada hari Jumat.

Djoko mengira masalah telah selesai setelah kunjungan dan kehadiran siswa kembali ke sekolah, yang berjarak kurang lebih 40 kilometer atau 1 jam berkendara dari kota Solo tersebut.

Namun, beberapa hari kemudian, warga menyampaikan keinginan untuk bertemu pihak sekolah. Pertemuan pun dilakukan.

"Kemudian, ada warga yang berkehendak ingin bertemu, kita terima," ujar Djoko.

Dalam pertemuan tersebut, warga meminta agar sekolah mengambil sikap tegas.

Menanggapi hal itu, pihak sekolah langsung mengembalikan guru tersebut ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

"Kewenangannya kan ada di sana. Habis ini kita koordinasikan ke Dinas Pendidikan," pungkas Djoko.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved