Viral Porsi MBG Sragen
Baru 10 Hari Berjalan, Dapur MBG Karangpelem di Sragen Sudah Viral Dikritik Soal Porsi Makanan
Kritik soal porsi makanan yang dianggap tak sebanding dengan harga viral di media sosial hingga memicu ratusan komentar.
Penulis: Septiana Ayu Lestari | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Baru berumur 10 hari, dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Karangpelem, Kecamatan Kedawung, Sragen, langsung jadi sorotan publik.
Kritik soal porsi makanan yang dianggap tak sebanding dengan harga viral di media sosial hingga memicu ratusan komentar.
Unggahan seorang warganet bernama Cayu di Facebook, Selasa (16/9/2025), menjadi pemicu.
Dalam tulisannya, ia menilai sajian MBG terlalu kecil untuk ukuran anggaran yang ada.
“Duh pelit sekali Bapak Ibu MBG hari ini... lama-lama kalau seperti ini, hati-hati dapurnya kena sidak... mbuh nilai gizine, cuma nilai harga tidak sesuai dengan budget,” tulis akun tersebut seperti dikutip TribunSolo.

Postingan itu langsung ramai dibanjiri reaksi, bahkan dibagikan puluhan kali.
Meski begitu, Cayu tetap mengakui program MBG sebenarnya sangat bermanfaat.
“Program pemerintah ini bagus, banyak memberi lapangan pekerjaan ke masyarakat sekitar, tidak ada anak yang kelaparan... tapi yang bikin kecewa, yaa seperti ini, jauh dari ekspektasi,” imbuhnya.
Camat Kedawung, Endang Widayanti, mengaku segera turun tangan bersama Muspika setelah menerima banyak laporan.
“Ada banyak yang laporan, termasuk Pak DPRD sudah koordinasi dengan kami, akhirnya kita Muspika ke sana, ke dapur SPPG untuk crosscheck, klarifikasi, memberi pengarahan,” ujar Endang, kepada TribunSolo, Rabu (17/9/2025).
Baca juga: Viral Porsi MBG Dikeluhkan di Sragen, Camat Kedawung dan Muspika Langsung Datangi Dapur Karangpelem
Menurut Endang, pihak dapur sudah mengakui kekeliruan dan berjanji memperbaikinya.
“Kejadian itu betul, dan (Dapur SPPG) sudah menyadari kesalahan, dan janji tidak mengulangi lagi. Muspika mengarahkan untuk membuat pernyataan klarifikasi, permohonan maaf agar tidak terjadi lagi,” tambah Endang.
Ia juga menekankan pentingnya menjalankan program sesuai aturan.
“Guru bisa mengontrol, mengecek dulu, ini layak tidak, sesuai indeks tidak. Kalau kira-kira tidak layak atau jauh dari indeks, ya bisa dilaporkan ke dapur SPPG biar dipenuhi dulu,” jelas Endang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.