Balap Traktor di Klaten
Warna-warni Balap Traktor di Klaten : Modifikasi Bisa Lebih Mahal dari Hadiah, Ini Soal Kesenangan
Namun meski biaya modifikasi tak main-main, hadiah yang ditawarkan dalam lomba balap traktor kerap tidak sebanding.
Penulis: Zharfan Muhana | Editor: Hanang Yuwono
“Senangnya itu mahal. Enggak ada ukurannya,” ucapnya.
Baca juga: 2 Terduga Korban Janji Palsu Traktor Akan Ikuti Sidang Ijazah Palsu Jokowi di PN Solo, Ada Apa?
Rupanya, bagi banyak peserta, menang bukan segalanya. Kesenangan mengutak-atik mesin dan menaklukkan lintasan jauh lebih penting.
Bukan Hanya Mesin, Tapi Fisik Juga Jadi Taruhan
Di lintasan, tak hanya mesin yang diuji.
Fisik sang joki juga menentukan kemenangan.
Hal ini ditegaskan oleh Dani Nur Cahya, peserta muda berusia 23 tahun asal Ngawi, Jawa Timur.
"Kalau biar cepat ya terutama untuk mesin, itu pasti. Yang kedua soal tenaga joki (operator) itu harus itu," ujar Dani.
Traktor bukan sepeda motor. Ia besar, berat, dan liar.
Mengendalikannya di lintasan tanah memerlukan keseimbangan, kekuatan, dan nyali.
Kalau joki (kurang), cuma mesinnya handal ya alamat pasti kalah," ucap Dani.
Ia tahu betul medan tak ramah di depan mata bisa jadi musuh yang menakutkan jika tak siap.
Meski modifikasi jadi "ruh" dari balapan ini, tetap ada aturan yang membatasi.
Panitia menetapkan tinggi maksimal roda 120 cm, lebar poli depan 10 cm, dan penggunaan merek tertentu untuk poli belakang.
Aturan ini dibuat agar persaingan tetap sehat dan tidak membahayakan peserta.
Sebab, meski penuh keseruan, balapan traktor bukan tanpa risiko.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.