Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Klaten

Sejarah Beras Rojolele Delanggu Klaten: Namanya dari Paku Buwono II, Tak Ada Kaitan dengan Ikan Lele

PB II memberi nama beras tersebut Rojolele yang bermakna rakyat bersama raja.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com
BERAS LEGENDARIS - Launchingnya varietas padi unggulan Rajalele yakni Srinar dan Srinuk di Klaten, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Beginilah sejarah beras Rojolele yang terkenal di Klaten. 

Sejarah dan Filosofi Nama Rojolele

Menurut literatur lokal, asal-usul nama Rojolele memiliki makna historis yang mendalam.

“Rojo” berarti raja dan “lele” berasal dari sapaan “thole-thole,” yang berarti anak kesayangan atau rakyat yang dekat dengan raja.

Hal ini mencerminkan filosofi bahwa beras ini lahir dari kebersamaan rakyat dengan raja, menegaskan hubungan harmonis antara penguasa dan rakyat dalam budaya agraris Mataram Islam.

Delanggu sendiri merupakan kawasan subur yang sudah dikenal sebagai lumbung pangan sejak zaman Kerajaan Mataram dan masa kolonial Hindia Belanda.

 

Dengan tanah regosol kelabu yang kaya akan abu vulkanik dan sistem irigasi yang baik, Delanggu menjadi sentra pertanian penting hingga kini.

Pelestarian Beras Rojolele dan Masa Depannya

Upaya pelestarian beras Rojolele terus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Keunggulan beras ini yang ramah lingkungan dan tanpa pestisida menjadikannya produk unggulan yang potensial menembus pasar nasional bahkan internasional.

Festival dan kegiatan budaya seperti Mbok Sri Mulih menjadi media penting untuk mengenalkan kembali Rojolele sebagai warisan agraris sekaligus simbol identitas budaya Delanggu.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved