Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Boyolali

Kenapa Boyolali Identik dengan Kuliner Soto? Ternyata Ini Sejarahnya, yang Asli Berkuah Bening

Sejarah Soto Boyolali bermula dari kebiasaan masyarakat Boyolali yang menyukai makanan berkuah panas dengan bumbu rempah yang khas.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunjateng
SEJARAH SOTO BOYOLALI - Soto Seger Mbok Giyem asal Boyolali, Jawa Tengah, yang kini juga buka cabang di Solo. Begini sejarah soto bisa jadi kuliner populer di Boyolali. 

Dibuat dari kaldu ayam atau sapi dengan campuran rempah seperti ketumbar, jintan, dan serai, kuahnya terasa ringan namun tetap kaya rasa.

Sajian sotonya pun sederhana namun menggoda: daging ayam atau sapi, tauge, kol, daun bawang, seledri, dan biasanya dilengkapi telur rebus, kerupuk, dan nasi atau lontong.

Baca juga: Kenapa Sukoharjo Dijuluki Kota Makmur? Begini Sejarahnya, Ada Kaitan dengan Keraton Surakarta

Keistimewaan soto ini juga terletak pada kesegarannya, cocok dinikmati kapan saja, baik pagi, siang, maupun malam, dan terasa nikmat di segala cuaca.

Soto, Hidangan Hasil Akulturasi Budaya

Menilik sejarahnya, soto sebenarnya merupakan makanan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa.

Kata “soto” sendiri diyakini berasal dari bahasa Hokkien “sao du” atau “sio to”, yang berarti campuran jeroan.

Masuk ke Indonesia sejak abad ke-12, soto kemudian mengalami adaptasi sesuai dengan budaya lokal.

Bila di Tiongkok menggunakan daging babi, di Indonesia bahan tersebut disesuaikan, seperti daging sapi, ayam, kerbau, bahkan daging kuda di Sulawesi.

Baca juga: Kenapa Karanganyar Disebut Bumi Intanpari? Begini Sejarahnya

Contohnya, di Kudus, soto menggunakan daging kerbau karena menghormati masyarakat Hindu yang tidak mengonsumsi daging sapi.

Soto awalnya dijual oleh para pedagang keliling dengan pikulan, lalu berkembang menjadi warung dan restoran yang kita kenal sekarang.

Keistimewaan soto terletak pada fleksibilitas dan daya tahannya sebagai pangan lokal.

Disajikan panas, soto memiliki ketahanan yang baik terhadap kontaminasi mikroba.

Secara gizi, soto mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral, menjadikannya makanan yang relatif lengkap dan bergizi.

Namun, pecinta kuliner tetap perlu memperhatikan keseimbangan dalam konsumsi, terutama bila soto disajikan dengan jeroan, gorengan, atau sambal berlebihan yang bisa meningkatkan asupan lemak dan kalori.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved