Sekolah Rakyat di Sukoharjo
Sekolah Rakyat Permanen Bakal Dibangun di Lahan Seluas 5,1 Hektare di Sukoharjo, Wamensos Cek Lokasi
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025).
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau lahan seluas 5,1 hektar di Jl. Gading Indah, Gabahan, Jombor, Bendosari, Sukoharjo, Sabtu (25/10/2025).
Lahan ini nantinya akan dibangun sekolah rakyat permanen.
“5,1 hektar. Sudah dicek sama Kementerian PU dan dinyatakan sudah layak sebagai rencana pembangunan sekolah rakyat,” ungkap Agus Jabo.
Sukoharjo menjadi salah satu lokasi tempat pembangunan sekolah rakyat di antara total 104 unit yang akan dibangun di tahap pertama.
Ke depan pemerintah menargetkan 514 kabupaten kota bisa memiliki setidaknya memiliki masing-masing 1 sekolah rakyat.
“Di Sukoharjo akan ikut program pembangunan untuk tahap pertama. Tahap pertama ada 104 titik. Sukoharjo menjadi salah satu titik dibangun tahap pertama,” jelasnya.
Sebelumnya sebanyak 166 sekolah rintisan telah dibangun. Ke depan jika sekolah permanen telah dibangun maka siswa yang berada di sekolah rintisan akan dipindahkan ke sekolah permanen.
“Sekolah yang dibangun di tahun 2025 sekolah rintisan semua totalnya 166 sampai bulan Oktober. Di tahun depan sekolah rintisan karena sifatnya sementara harus pindah ke sekolah permanen,” tuturnya.
Ia berharap tahun ini pembangunan sekolah permanen bisa dimulai. Dengan begitu tahun depan sekolah rakyat permanen bisa segera beroperasi.
Baca juga: Gercep! Sehari Usai Arahan Wamensos, Bupati Etik Langsung Cek Lahan untuk Sekolah Rakyat di Jombor
“Yang akan dimulai pembangunannya tahun ini. Supaya di tahun depan sekolah-sekolah atau siswa-siswa yang masih di sekolah rintisan bisa berpindah ke sekolah baru sekolah permanen,” jelasnya.
Sekolah rakyat permanen memiliki fasilitas lebih lengkap dari pada sekolah rintisan.
Nantinya, semua siswa hingga tenaga pendidik mendapatkan fasilitas mulai dari asrama, tempat makan, hingga sarana olahraga.
Baca juga: Kisah Bocah 11 Tahun Nailla : Dari Kos 4x4 Meter Tanpa Ibu, Kini Huni Kelas Sekolah Rakyat Solo
“Sekolah permanen ada ruang kelas, ada asrama. Karena sekolah ini sekolah boarding. Ada dapur, tempat makan, lab, perpustakaan, tempat ibadah, lapangan olahraga. Yang disiapkan pembangunannya termasuk asrama untuk guru, kepala sekolah, dan tendik. Konsepnya seperti itu dan ini sedang kita persiapkan,” tuturnya.
Wakil Bupati Sukoharjo Eko Sapto Purnomo ikut mendampingi tinjauan kali ini. Ia pun merasa terhormat bisa terlibat dalam mewujudkan visi presiden.
“Pendidikan adalah eskalator kehidupan yang bisa membalikkan nasib seseorang memutus rantai kemiskinan. Alhamdulillah Sukoharjo bisa memberikan kontribusi dengan menyediakan lahan sesuai dengan kriteria dari sekolah rakyat,” jelasnya.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat (SR) merupakan sebuah inisiatif pendidikan alternatif yang bertujuan memberikan akses belajar kepada masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu atau tertinggal dalam sistem pendidikan formal.
Konsep Sekolah Rakyat telah ada sejak era awal kemerdekaan Indonesia dan kini kembali dihidupkan sebagai bagian dari upaya mengentaskan ketimpangan pendidikan di berbagai wilayah, termasuk di daerah-daerah pelosok.
Konsep dan Sejarah Sekolah Rakyat
Dikutip dari berbagai sumber, termasuk laman resmi Kementerian Sosial dan organisasi masyarakat sipil, Sekolah Rakyat bukanlah lembaga formal seperti sekolah negeri atau swasta pada umumnya.
Sebaliknya, SR adalah ruang belajar berbasis komunitas yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Materi yang diajarkan bisa berupa pengetahuan dasar seperti baca tulis, berhitung (calistung), hingga pendidikan karakter, keterampilan hidup (life skills), bahkan kewirausahaan.
Konsep ini sempat populer pada masa awal kemerdekaan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan bangsa, sebelum sistem pendidikan nasional terbentuk utuh.
Kini, sejumlah organisasi dan lembaga, termasuk Kemensos, kembali menggagas pendirian Sekolah Rakyat dalam rangka mendorong pembangunan manusia.
Tujuan Pendirian Sekolah Rakyat
Tujuan utama dari pendirian Sekolah Rakyat adalah untuk menjangkau kelompok rentan yang kesulitan mengakses pendidikan formal.
Sekolah Rakyat menjadi solusi atas keterbatasan akses, biaya, dan kualitas pendidikan di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Beberapa tujuan spesifik dari Sekolah Rakyat antara lain:
- Meningkatkan literasi dasar: Memberikan pengajaran membaca, menulis, dan berhitung bagi anak-anak maupun orang dewasa yang belum menguasainya.
- Menumbuhkan kepercayaan diri dan kemandirian: Melalui pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman dan praktik langsung.
- Mencegah anak putus sekolah: Dengan memberikan wadah alternatif bagi anak-anak yang keluar dari sekolah formal karena alasan ekonomi atau sosial.
- Mendorong pemberdayaan masyarakat: Sekolah Rakyat juga berperan dalam membangun kesadaran kritis warga terhadap hak-hak mereka, serta meningkatkan partisipasi dalam pembangunan lokal.
(*)
| Terkendala Lahan Terbatas, Solo Gagal Bangun Sekolah Rakyat Permanen |
|
|---|
| 2 Sekolah Rakyat di Solo Dipindah ke Sukoharjo Tahun 2026, Wamensos : Lahan di Solo Terlalu Padat |
|
|---|
| Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo Ditargetkan Beroperasi Juli 2026, Siswa Rintisan Dipindahkan |
|
|---|
| Sekolah Rakyat Permanen di Sukoharjo, Siswa hingga Guru Bakal Dapat Fasilitas Asrama Sampai Lab? |
|
|---|
| Seribu Siswa Sekolah Rakyat Permanen yang Dibangun di Sukoharjo Akan Dapat Laptop Masing-masing |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.