Tradisi Doa Bersama untuk Pakubuwono XIII : Dilakukan di Pesanggrahan Langenharjo oleh Abdi Dalem

Selain menjadi ruang sakral bagi kegiatan internal keluarga Keraton, Pesanggrahan Langenharjo juga terbuka untuk masyarakat umum. Banyak pengunjung dari wilayah Solo Raya maupun luar daerah yang datang untuk memanfaatkan sumber air belerang di kawasan tersebut.

Secara turun-temurun, air belerang ini dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan gangguan kesehatan lain.

Pembangunan pesanggrahan ini dimulai pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono IX (Raden Mas Suryo Duksino) yang berkuasa antara tahun 1861 hingga 1893.

Proses pembangunannya kemudian diselesaikan pada masa pemerintahan penerusnya, Pakubuwono X (Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno), tepat pada tanggal 15 Juli 1931.

Sejak diresmikan hingga saat ini, Pesanggrahan Langenharjo tidak pernah mengalami pemindahan lokasi.

Kompleks bangunan ini berdiri kokoh di Dusun Langenharjan, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, hanya beberapa kilometer dari pusat Kota Surakarta.

Secara arsitektural, Pesanggrahan Langenharjo merepresentasikan gaya bangunan tradisional Jawa yang berpadu dengan sentuhan kolonial, mencerminkan masa transisi budaya pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

Keberadaannya bukan hanya penting sebagai situs budaya dan sejarah, tetapi juga menjadi simbol kesinambungan spiritual antara Keraton Surakarta dan masyarakat sekitarnya.

Kini, tempat ini menjadi salah satu destinasi spiritual dan budaya yang cukup populer di kawasan Solo Raya.

(*)