Jokowi Tak Ikut ke Pemakaman, Beri Penghormatan Terakhir untuk Istri Wiranto di Bandara Adi Soemarmo

Ringkasan Berita:

• Jokowi, Iriana, dan Wiranto menyambut kedatangan jenazah Rugaiya Usman di Bandara Adi Soemarmo, di tengah suasana hening dan penjagaan ketat.
• Peti jenazah diturunkan dari pesawat Hercules dan dipindahkan ke ambulans dengan prosesi penghormatan oleh prajurit TNI.
• Jenazah dibawa ke Astana Wukir Sirna Raga di Karanganyar, sementara Jokowi dan Iriana kembali ke kediaman setelah memberi penghormatan terakhir.

‎Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo
‎
‎TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, terlihat kerumunan di tepi landasan, Senin (17/11/2025) pagi.

Ternyata mereka adalah para pejabat dan pelayat yang berkumpul menunggu kedatangan jenazah Rugaiya Usman, istri dari Wiranto.

Di tengah kerumunan itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo berdiri dengan wajah tenang namun muram.

Batik cokelat yang ia kenakan tampak kontras dengan langit kelabu, sementara di sisi kirinya, Iriana Jokowi berdiri dalam balutan busana krem pucat, jemarinya saling menggenggam erat.

Tak jauh dari mereka, Wiranto berdiri dengan pakaian putih, peci hitam menunduk sedikit, menahan getir kehilangan sang istri.

Mereka bertiga—Jokowi, Iriana, dan Wiranto—membentuk lingkar kecil yang penuh kesunyian, dikelilingi pengamanan ketat, ajudan, dan para perwira TNI yang berjajar rapi di sisi pesawat Hercules.

Pukul 08.30 WIB, roda pesawat Hercules menyentuh landasan. 

Baca juga: Momen Haru, Wiranto Menahan Tangis Saat Jenazah Sang Istri Dimasukkan ke Liang Lahat di Karanganyar

Deretan prajurit berseragam hijau berdiri tegap di depan pintu pesawat, sementara seorang petugas bandara memberi aba-aba kepada ambulans yang telah siap menunggu.

Mata Jokowi mengikuti setiap pergerakan kru pesawat yang membuka pintu belakang Hercules.

Ketika peti jenazah yang dibalut kain putih, diturunkan perlahan dari perut pesawat, suasana berubah menjadi hening yang hampir terasa menggema.

Iriana yang berdiri di samping Jokowi tampak menyiratkan kesedihan mendalam.

Wiranto hanya bisa memandangi peti itu lama, seakan setiap detik adalah perpisahan baru.

Baca juga: Astana Wukir Sirna Raga, Kompleks Pemakaman Keluarga Wiranto di Karanganyar, Dekat Makam Bos Sritex

Saat peti dipindahkan ke mobil ambulans, seorang petugas memberi isyarat tangan yang mantap namun penuh hormat.

Para prajurit TNI tetap berdiri tegak di belakangnya, menjadi penjaga sunyi dalam prosesi penghormatan terakhir.

Setelah jenazah masuk ambulans, rombongan keluarga Wiranto mengikuti dengan langkah pelan.

Tujuan mereka adalah Astana Wukir Sirna Raga di Delingan, Karanganyar, makam keluarga yang sejak lama dipersiapkan Wiranto sebagai tempat peristirahatan terakhir orang-orang tercinta.

Jokowi dan Iriana tidak ikut ke pemakaman.

Setelah memberikan doa dan penghormatan terakhir di landasan, keduanya kembali ke kediaman Sumber, Solo, meninggalkan Wiranto untuk menghadapi babak paling berat dalam hari itu yakni mengantar kepergian sang istri ke rumah keabadian.

Siapa itu Rugaiya Usman?

Rugaiya Usman (binti Mustafa Usman), yang wafat pada 16 November 2025 di Bandung, adalah sosok yang dikenal sebagai pendamping setia Jenderal (Purn) Wiranto.

Mereka menikah sejak 22 Februari 1975 dan dikaruniai tiga anak: Lia, Maya, dan Zainal.

Namun anak bungsu Rugaiya Usman dan Wiranto yakni Zainal meninggal dunia pada 2013.

Rugaiya dikenal aktif dalam kegiatan sosial, terutama melalui Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta, sebagai kepala organisasi PMI cabang ibu kota.

Sepanjang hidupnya, ia dikenal dekat dengan staf dan karyawan Wiranto, selalu menyapa dengan ramah dan memperlihatkan kepedulian yang tulus.

Baca juga: Pemakaman Istri Wiranto Tak Digelar Secara Militer, Keluarga Disebut Hadir Langsung di Karanganyar

Latar belakang Rugaiya tidak banyak terekspos media, namun menurut kisahnya, ia tumbuh aktif di sekolah: saat SMA, ia mengikuti lomba sekolah dan ajang pemilihan “ratu” sekolah, yang kemudian menjadi momen pertama perkenalannya dengan Wiranto.

Sebelum menikah, ia bahkan meminta agar Wiranto membantunya mencukupi biaya pendidikan, suatu janji yang kemudian menjadi fondasi hubungan mereka.

(*)

‎