Petani Muda Sukoharjo Sulap Lahan Tandus jadi Hijau, Zilenial Jateng Jembatan Emas Ketahanan Pangan

Janu sendiri tak hanya bertani, tetapi juga beternak, sembari membangun komunitas yang kuat.

|
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Rifatun Nadhiroh
dok. Pribadi/TribunSolo.com
PETANI MILENIAL PANEN - Ketua Petani Milenial Sukoharjo, Janu Hari, menunjukkan alpukat hasil produksinya di Desa Sanggang, Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (28/2/2025). (dok. Pribadi/TribunSolo.com) 

Di tengah berbagai keterbatasan itu, para petani muda justru mulai bermunculan. Sukoharjo bahkan sudah memiliki Koperasi Petani Milenial, yang disebut sebagai pilot project nasional. Janu sendiri tak hanya bertani, tetapi juga beternak, sembari membangun komunitas yang kuat.

Ia percaya bahwa regenerasi adalah kunci. Sudah terlalu lama kelompok tani dikelola oleh generasi yang setia pada cara lama dan kesulitan mengikuti perkembangan teknologi.

“Saat ini kondisi Gapoktan di Sukoharjo maupun Indonesia, dikelola oleh orang-orang sepuh. Yang kalau kita bicara tentang modernisasi kebanyakan mereka belum memahami. Oleh karena itu saat ini penting untuk kaderisasi, bagaimana berorganisasi, berkolaborasi dan menjalin relasi,” ucapnya.

Melalui media sosial, ia membuat konten edukasi pertanian. Ia tahu, anak muda lebih mudah tersentuh lewat layar ponsel daripada papan pengumuman desa. Menurutnya, menjadi petani milenial bukan hanya soal menanam, tetapi juga tentang membangun jejaring dan mempromosikan hasil kerja.

Janu juga memiliki harapan besar: agar ketahanan pangan Indonesia diwujudkan lewat kemandirian di tingkat desa. Optimalisasi dana ketahanan pangan dari pemerintah desa, kabupaten, dan provinsi menurutnya, bisa menjadi pendorong utama.

Kini, Janu menghadirkan Argaloka Farm, sebuah kawasan wisata edukasi pertanian terpadu yang menggabungkan inovasi teknologi, rekreasi keluarga, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Berlokasi di atas tanah kas desa, Argaloka Farm menjadi contoh nyata bagaimana aset desa dapat dimanfaatkan secara produktif dan berkelanjutan. Kawasan ini dikembangkan oleh BUMDes Argaloka, yang dirancang bukan hanya sebagai area pertanian, tetapi sebagai pusat aktivitas edukatif dan ekonomi warga.

Program ini menurutnya adalah langkah strategis untuk membangun ekosistem pertanian modern di tingkat desa. Argaloka Farm saat ini menghadirkan omah jamur, pusat edukasi budi daya jamur tiram. Pengunjung dapat melihat langsung proses produksi, mulai inkubasi hingga panen, bahkan mencicipi olahannya.

Program ini juga membuka peluang ekonomi baru bagi warga, baik melalui penjualan jamur segar maupun produk turunan. Tidak hanya itu, ada pula edukasi budi daya ayam petelur skala rumahan, yang dirancang agar masyarakat dengan lahan terbatas tetap dapat menciptakan sumber pendapatan tambahan.

Di sisi pemerintah, berbagai program sudah disiapkan. Pemkab Sukoharjo mengalokasikan Rp 16,6 miliar dari APBD 2025 untuk swasembada pangan mulai dari prasarana pertanian, irigasi, embung, alat pertanian, hingga kesehatan hewan dan pencegahan stunting melalui gemar makan ikan.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, mengatakan: “Program Swasembada Pangan merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam memastikan ketahanan pangan di tingkat nasional maupun daerah.”

Gubernur Jateng Dukung Anak Muda jadi Petani

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., turut aktif dalam keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian.

Ajakan ini pernah dia sampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) Eks Keresidenan Pekalongan di Pendopo Kabupaten Batang, Kamis (24/4/2025) lalu. Menurutnya, regenerasi petani menjadi kebutuhan mendesak agar Jawa Tengah mampu menjadi lumbung pangan nasional pada 2026.

Luthfi menyoroti kondisi petani Jawa Tengah yang sebagian besar telah berusia lanjut. Tanpa regenerasi, keberlanjutan produksi pangan akan terancam. Karena itu, ia berharap anak-anak muda mau terjun menjadi petani dengan pendekatan lebih inovatif dan berbasis teknologi.

“(Mengajak) anak-anak muda kita menjadi petani yang memiliki kreativitas,” kata Luthfi kepada wartawan.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meluncurkan aplikasi Jateng Ngopeni Nglakoni (JNN)
LAUNCHING SUPER APPS - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meluncurkan aplikasi Jateng Ngopeni Nglakoni (JNN), Selasa (19/8/2025). Superapps ini, merangkum layanan publik milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga mudah dijangkau masyarakat.
Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved